Gap antara angka statistik dan fakta sosial tentang kemiskinan di DIY semestinya didekatkan dengan terobosan kebijakan yang berorientasi pada perubahan dampak program pembangunan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.
Pada catatan BPS tahun 2021, Indeks Kebahagiaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melorot drastis dari peringkat 1 (paling bahagia) ke peringkat 22 dengan skor 71,70.
Apakah kita masih bisa bersembunyi dibalik gimik "miskin tapi bahagia" tahun 2022 ?
Konsep Indeks Kebahagiaan vs Angka Kemiskinan
Ada dua mazhab mengukur kemiskinan, yaitu pertama menggunakan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) atau kedua menggunakan Indeks Kemiskinan Multidimensi (Multidimensional Poverty Index (MPI)).
BPS dalam mengukur angka  kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
Indeks Kemiskinan Multidimensi atau disebut juga Multidimensional Poverty Index (MPI) merupakan salah satu pendekatan baru dalam mengukur kemiskinan. Â Pengukuran kemiskinan menggunakan MPI memandang potret kemiskinan dari tiga dimensi (multi dimensi) yaitu dimensi kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak.
Dalam melihat kebahagiaan warga masyarakat bisa diukur menggunakan indeks kebahagiaan (happiness index). BPS mencatat bahwa Indeks kebahagiaan dipengaruhi oleh dimensi Kepuasan Hidup (34,80%), dimensi Makna Hidup (34,02%), serta dimensi Perasaan (31,18%).
Â
Overlay Angka Kemiskinan dan Indeks Kebahagiaan
Jika angka kemiskinan DIY tahun 2022 di-overlay dengan Indeks kebahagiaan DIY tahun 2021 maka akan nampak sebagai Daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa dengan Indeks Kebahagiaan menengah. Artinya justifikasi "Miskin tapi Bahagia" telah runtuh oleh dinamika fakta sosial.
Indeks Pembangunan ManusiaÂ
Namun demikian ada fakta menarik lain tentang IPM dan Umur Harapan Hidup penduduk DIY yang tinggi.
Umur Harapan Hidup penduduk DIY tahun 2022 adalah 75,08 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia saat lahir mencapai 71,85 tahun pada 2022. Angka tersebut meningkat 0,28 tahun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 71,57 tahun.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) pertama kali dicetuskan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan setiap tahun diterbitkan suatu laporan IPM atau Human Development Report (HDR).