Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ironi Miskin Tapi Bahagia di DIY, Cambuk Reformasi Birokrasi

22 Januari 2023   21:10 Diperbarui: 28 Januari 2023   05:08 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Perihal Orang Miskin yang Bahagia ilustrasi Jawa Pos dari laman ruangsastra.com)

Gap antara angka statistik dan fakta sosial tentang kemiskinan di DIY semestinya didekatkan dengan terobosan kebijakan yang berorientasi pada perubahan dampak program pembangunan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.

Pada catatan BPS tahun 2021, Indeks Kebahagiaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melorot drastis dari peringkat 1 (paling bahagia) ke peringkat 22 dengan skor 71,70.

Apakah kita masih bisa bersembunyi dibalik gimik "miskin tapi bahagia" tahun 2022 ?

Konsep Indeks Kebahagiaan vs Angka Kemiskinan
Ada dua mazhab mengukur kemiskinan, yaitu pertama menggunakan pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) atau kedua menggunakan Indeks Kemiskinan Multidimensi (Multidimensional Poverty Index (MPI)).

BPS dalam mengukur angka  kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

Indeks Kemiskinan Multidimensi atau disebut juga Multidimensional Poverty Index (MPI) merupakan salah satu pendekatan baru dalam mengukur kemiskinan.  Pengukuran kemiskinan menggunakan MPI memandang potret kemiskinan dari tiga dimensi (multi dimensi) yaitu dimensi kesehatan, pendidikan dan standar hidup layak.

Dalam melihat kebahagiaan warga masyarakat bisa diukur menggunakan indeks kebahagiaan (happiness index). BPS mencatat bahwa Indeks kebahagiaan dipengaruhi oleh dimensi Kepuasan Hidup (34,80%), dimensi Makna Hidup (34,02%), serta dimensi Perasaan (31,18%).
 
Overlay Angka Kemiskinan dan Indeks Kebahagiaan
Jika angka kemiskinan DIY tahun 2022 di-overlay dengan Indeks kebahagiaan DIY tahun 2021 maka akan nampak sebagai Daerah dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa dengan Indeks Kebahagiaan menengah. Artinya justifikasi "Miskin tapi Bahagia" telah runtuh oleh dinamika fakta sosial.

Indeks Pembangunan Manusia 

Namun demikian ada fakta menarik lain tentang IPM dan Umur Harapan Hidup penduduk DIY yang tinggi.

Umur Harapan Hidup penduduk DIY tahun 2022 adalah 75,08 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, umur harapan hidup (UHH) penduduk Indonesia saat lahir mencapai 71,85 tahun pada 2022. Angka tersebut meningkat 0,28 tahun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 71,57 tahun.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) pertama kali dicetuskan oleh United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan setiap tahun diterbitkan suatu laporan IPM atau Human Development Report (HDR).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun