Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Hukum | Pendidikan

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Perang Dagang Nikel dan Alasan Mengapa Indonesia Butuh TKA Tiongkok

11 Mei 2020   01:21 Diperbarui: 13 November 2020   04:36 15008
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soal legalitas dokumen proyek sampai visa kerja TKA dari Tiongkok inipun dipastikan sesuai dengan prosedur yang ada.

Tersangka H (39) si pembuat video hoak dengan narasi  kedatangan TKA asal China di Bandara Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), sudah ditangkap. 

Dia membuat video viral tanggal 15 Maret 2020, dengan mengatakan "Itu e satu pesawat corona semua". Saat itu sekitar 40 TKA asal Tiongkok datang dari Jakarta untuk mengurus visa, seperti dijelaskan oleh Kapolda Sultra Brigjen Merdisyam.

Sayang sekali banyak pihak yang tidak mengkaji konteks masalah tersebut langsung nimbrung dalam permainan intrik politik itu. Ingatlah ada konteks perang dagang antara Amerika vs China, dan telitilah Uni Eropa yang tengah menggugat Indonesia di WTO.

Pihak mana yang paling menguntungkan Indonesia, baik dari sisi investasi sampai transfer teknologi? Apakah Amerika, Uni Eropa, atau China?

Soal kedatangan 500 TKA dari Tiongkok itupun tentu saat ini ditunda dan harus mengikuti protokol pencegahan Covid-19.

China adalah salah satu negara terbaik dalam penanganan pandemi covid-19 ini, dengan protokol kedatangan ataupun keberangkatan yang sangat ketat, tentu tidak mudah mengirimkan pekerja mereka ke Indonesia.

Marilah kita menuntut ilmu sampai ke Negeri China, daripada selalu membuat syak wasangka kepada bangsa itu. (TA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun