Rupanya prinsip "naikkan di sini, tekan di sana" ini bukan cuma geografis, tetapi juga identitas. Demi menjaga rate of profit, upah buruh perempuan yang ditekan, dan jumlah buruh perempuan digenjot.Â
Feminisiasi kemiskinan, kemiskinan kian hari kian berwajah perempuan, adalah kondisi yang telah disadari para aktifis di Indonesia satu dekade sebelum Guy Standing menulis tentang kelas Prekariat.
Demikianlah kapitalisme itu menghancurkan genta-genta kesucian palsu feodalisme, tetapi terbatas pada hal-hal yang menghambat gerak tumbuh kapitalisme. Untuk  nilai-nilai feodalisme---termasuk partriarki---yang menguntungkan, kapitalisme akan merawatnya. Ia butuh legitimasi bagi penghisapan.
Satu lagi, bukan laki-laki biang ketertindasan perempuan ini. Kita dilahirkan sebagai jantan dan betina, tetapi kita dibentuk menjadi laki-laki dan perempuan. Kita sama-sama keluar dari mal sistem yang dominan.***
Baca: Kumpulan artikel perBURUHan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H