Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Wajar Curiga Pelantikan Iriawan Pj Gubernur Jabar Bias Pilpres 2019

20 Juni 2018   15:36 Diperbarui: 20 Juni 2018   15:40 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, masa 5 tahun memimpin Jabar merupakan investasi relasi yang cukup bagi Dedi Miswar untuk meraih dukungan birokrat.

PDIP pantas mencemaskan Dedi Miswar sebab sejumlah survei terkini menunjukkan pasangan Dedi Miswar-Dedi Mulyadi sebagai lawan terkuat TB Hasanuddin-Anton Charliyan. Survey Ilma Research and Consulting pada awal Mei menyimpulkan elektabilitas TB Hasanuddin-Anton Charliyan naik, menempel ketat Dedi Miswar-Dedi Mulyadi setelah pelaksanaan debat pasangan calon (Merdeka.com, 24/5/2018). 

PDIP tentu tidak mau kerja keras mendongkrak elekabilitas pasangan calonnya dari nomor buncit---survei Indo Barometer pada awal April menempatkan TB Ismail di posisi terakhir (Republika.co.id, 19/4/2018)--ke posisi puncak kandas hanya karena Dedi Miswar memiliki ruang untuk memanfaatkan modal sosial relasinya dengan aparatur Pemprov Jabar yang selama 5 tahun dipimpinnya.

Patut diduga, dengan menempatkan Komjen Irianto sebagai Pejabat Gubernur Jabar, Mendagri Cahyo Kumolo berharap dapat menekan potensi keterlibatan aktif birokrat pemprov Jabar sebagai mesin pengumpul suara bagi Dedi Miswar-Dedi Mulyadi.

Dengan selisih elektabilitas yang sangat tipis dalam sejumlah survei terakhir, hal ini berdampak signifikan.

Menteri Cahyo Kumolo tampaknya bersedia menempuh risiko apapun, termasuk turunnya popularitas Pemerintahan Joko Widodo dari sisi penghormatan terhadap demokrasi; kisruh oleh hak angket DPR RI; dan risiko Cahyo kehilangan jabatannya sendiri.

Hanya satu hal yang bisa memaksa Cahyo Kumulo melakukan ini: kepentingan pemenangan Pilpres 2019.

Dari sisi jumlah pemilih, Jawa Barat adalah yang terpenting dari 5 provinsi kunci kemenangan Pilres 2019. Pemilih di provinsi ini adalah yang terbanyak, 33.138.630 pemilih, disusul Jawa Timur (31.312.285), Jawa Tengah (27.555.487), Sumatera Utara (10.763.893), dan DKI Jakarta (7.925.279) (sindonews.com, 16/12/2017). Artinya lebih dari 56 persen pemilih Indonesia dalam Pemilu 2018 dan Pilpres 2019 berada di 5 provinsi ini. Memenangkan suara di 5 provinsi ini berarti memenangkan Pemilu dan Pilpres.

PDIP dan kubu pendukung Jokowi telah kehilangan Jakarta. Jawa Tengah relatif aman karena elektabilitas Ganjar Pranowo masih baik-baik saja meski diterpa isu keterlibatan dalam kasus e-KTP dan Jateng sejak dulu adalah kandang banteng. Untuk Jawa Timur, PDIP tidak perlu cemas meski kelak pasangan Khofifah-Emil Dardak yang menang. Tiga Parpol, selain Demokrat, pendukung pasangan itu adalah pengusung pencapresan Jokowi di Pilpres 2019.

Jawa Barat dan Sumatera Utara memang patut dikhawatirkan PDIP dan tidak salah jika dicurigai kecemasan itu turut melatarbelakangi niat Mendagri menempatkan petinggi Polri sebagai pejabat gubernur. Sudah sejak lama PDIP terkenal dekat dengan Polri.


Jawa Barat dengan jumlah pemilih hampir 3 kali Sumatera Utara tentu lebih dicemaskan PDIP. Apalagi partai pengusung Dedi Miswar-Dedi Mulyadi di Pilkada Jabar adalah Partai Demokrat dan Partai Golkar, satu lawan satu dari sisi kepentingan dukungan terhadap Joko Widodo dalam Pilpres 2019. Bagaimana jika kelak Dedi Miswar bekerja untuk kepentingan capres usungan Partai Demokrat? Hubungan PDIP-Demokrat memburuk akhir-akhir ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun