Saat SD saya paling senang jika diajak ayah-ibu ke sini. Di siang hari, saat ayah punya uang lebih, ia menjemput saya dari sekolah dan mengajak makan es campur. Jika tak salah ingat, nama restoran es campur itu Karang Jaya. Entahlah. Suatu ketika saya lewati tempat itu, sepertinya telah berganti toko pakaian.
Saya lupa, jika sore hari ayah dan ibu mengajak ke sana untuk berbelanja apa. Saya hanya ingat di malam hari menjelang pulang. Hati kami harap-harap cemas menanti angkot. Dahulu namanya bemo, berupa mobil mitsubishi L300 yang beratap seperti oplet. Sejak mikrolet tipe Suzuki Carry dan Mitsubishi T120 muncul, kami mulai mengenal kata angkot.
Saat itu kawasan rumah lama kami masih daerah pinggiran. Kini ia sudah jadi pusat kota, tempat berdiri kantor-kantor pemerintah.
Dahulu hanya satu bemo yang melayani rute ke sana. Namanya Cindy Lauper. Bemo kedua, yang muncul setelah Cindy Lauper bernama Daya Timor, diikuti Skid Row beberapa tahun kemudian.
Ya, bemo-bemo di Kupang diberikan nama, disemprot pewangi, ditempeli macam-macam aksesoris dan dilengkapi perangkat audio-tape yang berbunyi bagus. Om Arswendo pernah menulis tentang bemo-bemo ini dahulu, menjulukinya sebagai diskotik berjalan.
Saat pulang ayah-ibu biasa sempatkan membelikan saya dan adik kue terang bulan (martabak bangka) dan terkadang martabak. Jika sedang punya uang lebih, mereka belikan roti kelapa.
Roti kelapa itu enak, dan khas Kota Kupang. Hingga kini masih ada. Beberapa kali saya coba belikan untuk putra saya, berharap ia akan sesenang saya dahulu.
Di belakang pertokoan itu dulu pernah ada pasar basah terbesar di Kota Kupang. Namanya Pasar Solor sebab di sana dulu orang Solor tinggal. Kita sudah pernah bicarakan soal orang Solor ini di artikel "Mengintip Masjid-masjid Tertua yang Ada di Timor." Dahulu ibu sering membawa saya turut saat berbelanja kebutuhan dapur ke pasar Solor ini.Â
Oh iya, saya lupa. Kelurahan LLBK ini berhimpit dengan Kelurahan Solor dan Bonipoi. Saya tidak tahu pasti  di mana batas-batasnya.
Mungkin saya perlu sudahi dulu berkisah soal kenangan dan tempat belanja favorit ini. Suatu saat nanti, saya akan cerita bagaimana kawasan ini muncul dan kemudian berkembang jadi Kota Kupang.
Om-Tante mungkin akan kaget jika saya bilang suku-suku utama pendiri Kota Kupang adalah: orang-orang Hakka Tiongkok, orang-orang Helong Pulau Seram, orang-orang Afrika yang dibawa Portugis, orang-orang Belanda dan orang-orang Solor.