Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenang Maya Angelou yang Sebesar Pramoedya

28 Mei 2018   01:02 Diperbarui: 28 Mei 2018   08:12 2158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari foto halaman buku Maya Angelou: Poet

I Know Why the Caged Bird Sings adalah buku pertama dari 7 seri otobiografi. Buku ini menceritakan kehidupan Angelou sejak 3 hingga 17 tahun. Itu masa setelah kedua orang tua yang diambang perceraian mengirim Angelou diasuh neneknya di Stamp, sebuah kota kecil di Arkansas.

Saat itu Arkansas adalah negara bagian yang sangat ketat memberlakukan segregasi rasial, warga kulit hitam diperlakukan sangat diskriminatif.

I Know Why the Caged Bird Sings segera sukses di pasar. Angelou menjadi perempuan Afro-Amerika pertama yang bukunya masuk dalam daftar nonfiksi terlaris New York Times.

Ada sejumlah hal yang menjadi kekuatan buku ini.

Pertama, ini cara unik Angelou menceritakan kondisi ketertindasan kaumnya, warga kulit hitam Amerika Serikat. Angelou melakukan dengan mengangkat kisahnya sendiri, pengalaman hidupnya sebagai anak-anak dan kemudian remaja kulit hitam, dan peristiwa-peristiwa, realita di sekitarnya.

Angelou membuktikan bahwa betapapun kelam hidup seseorang, ia bisa menjadi kisah menarik yang tidak hanya laris dijual untuk keuntungan diri sendiri tetapi juga menginspirasi orang untuk mengubah hidup dan kondisi sosial.

Angelou melakukannya dalam semangat positif. Bukan sebagai bird in the cage yang meraung-meraung meneriakkan kekelaman hidup, tetapi sebagai bird singing yang menunjukkan kekuatan menghadapi hidup yang berat.

James Baldwin sahabatnya itu mengomentari buku ini sebagai "a beginning of a new era in the minds and hearts of all black men and women." Kritikus mengatakan buku ini mengagumkan sebab menghadirkan "inner truthfulness."

Sejumlah kritikus, dikutip Vicki Cox, menyebutkan kekuatan otobiografi Angelou terletak pada "is not in the story but the telling" dan Angelou "writes like a song and the truth."

Angelou bukan menulis. Ia melukis. Angelou melukis dengan kata-kata.

Jika Angelou bercerita tentang keindahan pantai, ia tidak menuliskannya sebagai indah atau dengan metafor dan gambaran klise. Ia seperti membawamu duduk di tepi pantai, membiarkanmu melihat sendiri. Lalu kesan dan makna meresap masuk ke dalam hatimu, dan tahulah dirimu seperti apa keindahan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun