Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Toleransi, Bus, dan Kacang Goreng

22 Mei 2018   07:00 Diperbarui: 22 Mei 2018   07:44 1381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari theyorkshirejigsawstore.co.uk

Tetapi Bung Oleng bersikukuh. Karena duduk di pojok, terpisah dari ibu itu oleh tubuh saya, Ia merasa aktivitas mengunyahnya tidak mengganggu si ibu.

Tetapi saya tak rela ia bisa menikmati kacangnya sementara saya harus menjaga diri toleran terhadap ibu yang berpuasa ini.

"Bunyi kunyahanmu terdengar ibu ini. Dia melirik padamu." Saya berbisik.

Mangkus! Bung Oleng menghentikan aktivitas mengunyah. Saya lantas mencoba tidur lagi.

***

Hari sudah senja ketika kami tiba di tempat tujuan. Bung Oleng tertidur pula rupanya. Saya  membangunkannya dan. buru-buru turun.

Saya terkejut. Begitu kaki menjejak tanah, Bung Oleng langsung muntahkan isi mulutnya. Bukan isi perut.

"Kau kenapa, Bro?"

"Karena takut mengganggu puasa ibu itu tadi, kacangnya saya isap saja, tidak kunyah. Tetapi kacang-kacang itu tetap utuh, tidak seperti permen mengaus. Saya lantas tertidur dengan kacang penuh dalam mulut."

Demikian, Om-Tante. Semoga senyum terbit di bibirmu.

Baca yang lain di Seri EDISI RAMADAN Tilaria Padika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun