Kedua:
"Langkas haeng ntala, uwa haeng  wulang
wake calar ngger wa, saung bembang ngger eta"
Kata-kata utama unsur metafornya adalah langkas (tinggi), ntala (bintang), uwa (tua), wulang (bulan), wake calar (akar menjalar), wa (bawah), saung bembang (daun merimbun), eta (atas). Sementara kata-kata pelengkapnya adalah haeng (mencapai), ngger (ke).
Larik pertama dan kedua terdiri dari 12 suku kata. Persajakan larik pertama adalah asonasi 'a' dan 'u-a.' Larik kedua mengandung asonasi 'a' dan 'e-a'. Kata pelengkapnya membentuk rima mutlak.
Harfiah go'et ini adalah tinggi menggapai bintang, tua menggapai bulan; akar merambat ke bawah, daun merimbun ke atas. Go'et ini adalah doa bagi seseorang, umumnya anak, agar bermasa depan sukses sejahtera, kokoh tetapi juga memberi perlindungan kepada saudara-saudaranya.
Go'et ini pernah saya gunakan pada puisi "Membulan-bintanglah Putraku."
Ketiga:
"Darat woleng  tana manga rang;
poti woleng pong manga rojo"
Kata-kata utama adalah darat (peri), tana (tanah, tempat), rang (perbawa, kharisma), poti (setan), pong (hutan keramat), rojo (strategi). Sementara kata pelengkap adalah woleng (lain) dan manga (ada).
Larik pertama dan kedua terdiri dari 9 suku kata dengan asonansi 'a' pada unsur metaforis larik pertama, dan asonansi 'o' pada larik kedua. Sebagaimana selalu, kata-kata pelengkap membentuk rima mutlak.
Harfiahnya adalah lain peri lain tempat ada kuasanya, lain setan lain hutan ada strateginya. Makna dari go'et ini bisa serupa makna pantun melayu lain padang lain ilalang, lain lubuk lain ikannya. Atau bisa juga semakna dengan ujar-ujaran di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Atau bisa juga tentang keragaman dan kesadaran bahwa tiap-tiap orang memiliki kemampuan masing-masing, bakat yang berbeda-beda.