Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Puisi Lama Manggarai, Tiada Dua di Nusantara

11 Mei 2018   20:02 Diperbarui: 16 Juni 2018   17:19 3732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kalau orang-orang tua ini bicara, biasanya go'et yang dipakai. Dokpri

Kedua:

"Langkas haeng ntala, uwa haeng  wulang
wake calar ngger wa, saung bembang ngger eta"

Kata-kata utama unsur metafornya adalah langkas (tinggi), ntala (bintang), uwa (tua), wulang (bulan), wake calar (akar menjalar), wa (bawah), saung bembang (daun merimbun), eta (atas). Sementara kata-kata pelengkapnya adalah haeng (mencapai), ngger (ke).

Larik pertama dan kedua terdiri dari 12 suku kata. Persajakan larik pertama adalah asonasi 'a' dan 'u-a.' Larik kedua mengandung asonasi 'a' dan 'e-a'. Kata pelengkapnya membentuk rima mutlak.

Harfiah go'et ini adalah tinggi menggapai bintang, tua menggapai bulan; akar merambat ke bawah, daun merimbun ke atas. Go'et ini adalah doa bagi seseorang, umumnya anak, agar bermasa depan sukses sejahtera, kokoh tetapi juga memberi perlindungan kepada saudara-saudaranya.

Go'et ini pernah saya gunakan pada puisi "Membulan-bintanglah Putraku."

Ketiga:

"Darat  woleng  tana  manga rang;
poti woleng pong manga rojo"

Kata-kata utama adalah darat (peri), tana (tanah, tempat), rang (perbawa, kharisma), poti (setan), pong (hutan keramat), rojo (strategi). Sementara kata pelengkap adalah woleng (lain) dan manga (ada).

Larik pertama dan kedua terdiri dari 9 suku kata dengan asonansi 'a' pada unsur metaforis larik pertama, dan asonansi 'o' pada larik kedua. Sebagaimana selalu, kata-kata pelengkap membentuk rima mutlak.

Harfiahnya adalah lain peri lain tempat ada kuasanya, lain setan lain hutan ada strateginya. Makna dari go'et ini bisa serupa makna pantun melayu lain padang lain ilalang, lain lubuk lain ikannya. Atau bisa juga semakna dengan ujar-ujaran di mana bumi dipijak, di sana langit dijunjung. Atau bisa juga tentang keragaman dan kesadaran bahwa tiap-tiap orang memiliki kemampuan masing-masing, bakat yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun