Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rahasia Sawah Jaring Laba-laba di Manggarai, Flores

10 Mei 2018   00:25 Diperbarui: 16 Juni 2018   17:22 3921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
compang dan arsitektur mbaru niang. Diolah dari rebanas.com

Dari pusat (lodok), batas-batas petak dibuat dengan menggaris segitiga samakaki. Sisi alas segitiga adalah batas terluar lingko, disebut cicing. Sementara sisi-sisi kaki yang merupakan batas antara bidang disebut langang.

Tonggak teno yang ditancapkan pada lodok adalah lambang bermakna serupa makna lingga-yoni. Tonggak berbentuk gasing (mangka) itu adalah perlambang dunia atas, dunia langit, Tuhan. Kehidupan tercipta oleh kerja kuasa ilahi pada bumi, ketika langit-Sang Ayah membuahi bumi-Sang Ibu.

Pembagian lahan dengan pola spider web atau lodok bukan hanya untuk sawah. Tanah perkebunan pun, selama ia merupakan lingko umumnya dibagi dengan pola ini. Sebelum orang Manggarai mengenal persawahan, sistem lodok telah ada dan mapan.

Mbaru Gendang Berbentuk Mbaru Niang

Bentuk lingkaran, dengan bagian tengah melambangkan Yang Ilahi dan orang-orang memiliki akses yang sama terhadap pusat sebagai perlambang demokrasi tidak hanya ditemukan dalam pola pembagian lahan ulayat (lingko) dengan sistem lodok.

 Anda juga bisa melihatnya dalam arsitektur rumah adat Manggarai (mbaru gendang) yang berbentuk mbaru niang (mengerucut). Perkampungan objek wisata yang terkenal dengan model mbaru niang ini adalah Wae Rebo.

Mbaru niang, rumah berbentuk kerucut yang mendapatkan  award of excellence, penghargaan tertinggi dalam bidang pelestarian budaya oleh UNESCO ini adalah simbol yang menyuarakan makna yang kurang lebih serupa dengan sistem lodok.

compang dan arsitektur mbaru niang. Diolah dari rebanas.com
compang dan arsitektur mbaru niang. Diolah dari rebanas.com
Mbaru gendang (mbaru niang) terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kolong (melambangkan dunia orang mati); bagian tengah tempat orang-orang tinggal dan melaksanakan aktivitas sehari-hari; dan bagian atap.

Pada puncak atap, jika dilihat dari luar terdapat tanduk kerbau dan gasing (mangka). Jika di lihat dari dalam, tingkat teratas bagian atap ini adalah ruang kecil yang disebut dengan renco sepot roang koe atau sekang koe, hekang kode, berbeda-beda menurut dialeg masing-masing daerah. Ini adalah tempat meletakkan persembahan kepada Yang Ilahi.

Jadi baik tingkat tertinggi di bagian dalam, atau tanduk kerbau jantan dan kayu gasing pada bubungan adalah simbol kepercayaan kepada Yang Ilahi.

Ketiga bagian ini dihubungkan oleh satu tiang utuh di pusat lingkaran rumah yang disebut Siri Bongkok. Pada siri bongkok inilah benda-benda pusaka, termasuk gendang pusaka digantung. Pada tempat ini pula tu'a golo sebagai pemimpin beo atau golo duduk ketika memimpin lonto leok (duduk melingkar bermusyawarah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun