Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Rahasia Sawah Jaring Laba-laba di Manggarai, Flores

10 Mei 2018   00:25 Diperbarui: 16 Juni 2018   17:22 3921
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
compang dan arsitektur mbaru niang. Diolah dari rebanas.com

Tak harus di rumah adat, Lonto Leok adalah SOP orang Manggarai dalam mengambil keputusan. Dokpri
Tak harus di rumah adat, Lonto Leok adalah SOP orang Manggarai dalam mengambil keputusan. Dokpri
Dalam sistem nilai orang Manggarai,  demokrasi adalah satu kesatuan demokrasi politik dan demokrasi ekonomi. Karena itu dikenal prinsip dasar yang disemboyankan secara puitis sebagai "gendangn one, lingkon peang."

Gendangn one, lingkon peang secara harfiah adalah gendang-nya di dalam, lingko-nya di luar. Makna sesungguhnya adalah setiap kesatuan masyarakat Manggarai yang berdaulat dan demokratis secara politik harus juga berdaulat dan demokratis di lapangan ekonomi.

Tiada beo tanpa gendang dan mbaru gendang, tempat di mana masyarakat bermusyawarah memutuskan hal-hal terkait kehidupan bersama; dan tiada gendang tanpa lingko, tanah ulayat yang dikuasai bersama oleh masyakarat beo.

Demokrasi politik selalu berjalan seiring demokrasi ekonomi. Pemerintahan lokal dikelola secara demokratis (lonto leok), demikian pula sumber-sumber ekonomi dikuasai secara kolektif dengan sistem tenurial demokratis (lingko sebagai ulayat kolektif).

Beo selalu merupakan kesatuan gendang-mbaru gendang dan lingko. Tak ada gendang tanpa lingko, demikian pula sebaliknya. Jadi, tak ada demokrasi politik tanpa demokrasi ekonomi.

Sampai di sini, kita mungkin ingat pidato Soekarno di hadapan sidang BPUPKI, 15 Agustus 1945.

"....buat apa kita membikin grondwet, apa gunanya grondwet itu kalau ia tidak dapat mengisi perutnya orang yang hendak mati kelaparan. Grondwet yang berisi "droits de I' homme et du citoyen" itu, tidak bisa menghilangkan kelaparannya orang yang miskin yang hendak mati kelaparan. Maka oleh karena itu, jikalau kita betul-betul hendak mendasarkan negara kita kepada paham kekeluargaan, paham tolong-menolong, paham gotong royong dan keadilan sosial, enyahkanlah tiap-tiap paham individualisme dan liberalisme dari padanya." 

Betul Om-Tante. Demokrasi politik itu sama pentingnya dengan demokrasi ekonomi. Demokrasi politik tanpa demokrasi ekonomi adalah demokrasi liberal yang prosedural semata. 

Lingko yang dibagi-bagi penggarapannya kepada tiap-tiap panga (keluarga) anggota wa'u (warga beo) dalam pola jaring laba-laba itu bukan sekedar deklarasi dari nilai-nilai demokrasi dalam bentuk penguasaan bersama, tetapi juga dalam sistem pembagiannya.

Setiap orang memiliki akses yang sama kepada pusat, yaitu tonggak kayu (teno) di pusat lingkaran (lodok). Tiada yang di depan, tiada yang di belakang. Bidang yang diperoleh tiap-tiap panga (sub-suku) atau kilo (satuan keluarga anggota panga) boleh jadi berbeda-beda, tetapi tidak sungguh jomplang. 

Ukuran yang digunakan adalah ukuran jari (moso). Ukuran terbesar, yang diukur pada lingkaran kecil pada lodok (pusat lingkaran) adalah sebesar lima jari sementara yang terkecil adalah selebar jari kelingking. Ukuran jari kelingling diperuntukkan bagi penghuni beo bukan anggota wa'u, yaitu warga pendatang yang disebut ata long.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun