Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pers Imparsial Itu Utopi

14 Februari 2017   01:21 Diperbarui: 14 Februari 2017   04:23 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu Apa?

Kita sonde perlu bermimpi akan adanya pers netral, yang memberi ruang setara bagi kepentingan dan persepsi setiap kelompok sosial. Pers memang hakikanya bagian dari dalam pusaran politik. Ia wajah lain kekuasaan. Jika tentara, polisi, penjara, dan undang-undang adalah alat dominasi kekuasaan, maka media massa dan institusi-institusi penghasil nilai adalah instrumen hegemoninya. Terima saja itu sebagai kenyataan. Yang terpenting adalah pers sonde menyajikan berita paslu, menyampaikan propaganda tanpa fakta, hoax.

Individu-individu kini memiliki ruang untuk membalikkan keadaan, mengimbangi konstruksi realitas oleh industri pewartaan tanpa harus mengemis kepedulian redaktur media mainstream yang idealismenya terborgol periuk nasi atau persepsi kelas menengah yang tengah berebut ruang di antara rombongan safari istana, atau pada upah masa depan dari mengabdi pensiunan jendral yang makan dari berdagang isu separatism, kebangkitan komunisme, dan kebencian indentitas. Blog dan media sosial adalah alat untuk itu, alat bagi tiap-tiap individu untuk menyuarakan persepsi dan kepentingannya.

Maka serangan propaganda negatif berlebihan terhadap media sosial, blog, dan media warga adalah upaya mendorong pendulum dari satu ekstrim kembali ke ektrim lain. Sebagai bloger, Kompasioner, kita sonde perlu terjebak turut melolong dengan nada serupa itu. Yang perlu kita lakukan adalah membudayakan kultur check-rechek, ketat evidence dan referensi agar menjadi standar setiap individu ketika menceburkan diri dalam pabrik sosial wacana dan berita.

Don’t wacth tv but make it! Demikian slogan para pekerja kreatif yang turut mendukung revolusi Bolivarian di Venezuela. Mereka sadar betul, monopoli media-media besar efektif membutakan rakyat atas realitas yang sesungguhnya.

Jadi mana amin-nya, Bapak-Ibu-Saudara?

Baca donk, Oom Tante: PUISI| Bersabarlah Gadis Kecil

***
Tilaria Padika
Timor, 14/02/2017
Arsip: PUISI Padika | CERPEN Padika | CATATAN Padika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun