Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen| Curhat Lelaki Tua di Ujung Malam

15 Januari 2017   09:40 Diperbarui: 1 April 2017   09:05 2456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: justinlewis.me

Cara kedua adalah dengan memengaruhi alam pikir rakyat agar menerima kondisi yang menyengsarakan mereka sebagai kewajaran, sebagai hal yang memang sudah demikian adanya. Alat-alat untuk ini adalah sekolah, lembaga agama, media massa, produk-produk kesenian dan sastra, bahkan keluarga. Lembaga-lembaga ini menyebarkan nilai-niai, wacana dan narasi yang melegitimasi sistem dan kebijakan-kebijakan penguasa. Menciptakan dan menyebarkan hoax adalah salah satu cara menanam kesadaran palsu pada kepala rakyat. Maka dengan ketakutan dan kebodohan inilah rakyat ditenangkan, dikendalikan, dan orde terus berlangsung.”

Saya kurang sreg dengan penjelasan itu. “Ah, itu kan teori saja, Orang tua. Apa buktinya itu sungguh terjadi?”

Hmmm, kasihan kau, Anak muda. Kautahu bagaimana era pemerintahan serdadu yang lalu itu bisa berjaya? Landasannya adalah hoax. Mereka menyebarkan penipuan melalui siaran radio, buku-buku sejarah, novel-novel dan puisi, bahkan filem wajib tonton, yang isinya cerita palsu jika lawan mereka adalah orang-orang jahat yang tega memotong kelamin dan mencongkel mata para pimpinan serdadu. Padahal hasil otopsi menunjukkan tidak ada mata yang dicongkel, tidak ada penis yang disayat. Bahkan sejumlah serdadu besar itu ada yang belum dikhitan meski budayanya mengharuskan demikian. Hoax itu disebarkan agar rakyat merestui sepak terjang para serdadu di dalam membantai lawan-lawan, jutaan jumlahnya. Sebagian rakyat turut serta bersorak-sorai menyemangati aksi para serdadu, bahkan ada yang ikut serta.”

“Yah, kalau soal itu aku pernah mendengarnya dari kerabat yang bekerja sebagai peneliti di Ibu Kota sana. Mereka bahkan mengancam penjara orang-orang yang menceritakan versi kisah berbeda.”

Nah, kuharap kaupaham, Anak muda. Bagaimana mungkin pihak yang paling mungkin menyebarkan hoax justru menjadi wasit, menjadi juri yang menertibkan. Seperti menyapu dengan sapu kotor.”

Sruuuppp. Ia menghirup kopi lebih panjang, seperti hendak merayakan kemenangannya merebut kesadaran saya.

“Tetapi apa jalan keluar atas kondisi tak sehat ini, Orang tua? Orang-orang tidak mungkin dibiarkan menyebarkan berita bohong demi memenangkan kepentingan mereka.”

Puluhan tahun lampau, Anak muda. Ketika aku masih aktif berpikir dan menulis. Aku pernah menangisi kondisi ini, kondisi yang menjauhkan masyarakat dari adab rasional. Sejatinya bahasa, percakapan, adalah media mencapai saling pengertian. Namun dalam kesehariannya, orang-orang tidak sungguh bercakap-cakap. Bahasa hanya dijadikan tunggangan untuk memenangkan kepentingan. Orang-orang bercakap bukan untuk saling paham, tetapi untuk menaklukan lawan bicara, untuk membuat lawan menyetujui maksud pembicara.”

Rokok di tangannya sudah sangat pendek, hampir membakar kedua jari yang menjepit. Ia mematikannya pada asbak, lalu mengambil sebatang baru dan menyalakannya.

Huh, tua bangka tak kenal umur. Aneh dia masih saja terlihat sehat.

Jangan kaupedulikan madat rokokku. Aku lanjutkan. Karena tujuannya penaklukan, maka digunakanlah alat-alat non-komunikatif. Ya antara lain hoax dan pelarangan-pelarangan, ancaman-ancaman, stigma-stigma. Jadi peraturan yang membatasi itu sama saja dengan hoax, sama-sama alat untuk mematikan wacana, sama-sama bukan jalan untuk saling mengerti. Dulu aku menyebut praktik komunikasi seperti ini sebagai tindakan strategis.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun