Intern
Ketika pengguna internet lebih mendominasi dari pada yang tidak aktif menggunakannya. Perubahan Media lama ke media baru juga perlahan mengubah cara mengirim dan mengakses informasi.Â
Siapapun bisa menyebarkan informasi salah satu hal yang memudahkan ini adalah setiap orang sudah memiliki medianya serta alatnya masih-masing, seperti media online dan kamera/handphone.
Hal ini membuat munculnya istilah jurnalisme warga atau citizen journalism. Salah satu praktik jurnalisme yang dilakukan oleh warga secara mandiri.Â
Warga yang dimaksud adalah mereka yang bukan berprofesi sebagai jurnalis atau memiliki latar belakang pendidikan jurnalis. Praktik jurnalisme yang dilakukan seperti kegiatan mencari, mengumpulkan, hingga menyusun informasi.Â
Dalam praktiknya jurnalisme warga menggunakan media berupa blog, web, dan media sosial.
Barlow dalam Journalism Today oleh Andi Fachruddin berpendapat mengenai lima bentuk aktivitas jurnalisme warga, yaitu
Pertama, Audiens berpartisipasi dalam penulisan atau pengunggahan tanggapan yang dilampirkan untuk memberi komentar pada berita, blog pribadi, video, foto yang diambil dalam kamera atau berita yang ditulis pengguna komunitas.
 Kedua, informasi atau berita yang dihasilkan secara independen yang ditulis dalam web.
 Ketiga, partisipasi dalam berita seperti komentar pembaca terhadap suatu berita yang diunggah media tertentu.
 Keempat, tulisan ringan berupa berita atau informasi yang ditulis seperti dalam email atau milis.
 Kelima, menggunakan video situs pemancar pribadi dalam menyebarkan berita atau informasi.
Salah satu media yang digunakan sebagai jurnalisme warga adalah Kompasiana.com merupakan blog atau publikasi online yang berdiri sejak 2008 dan dikembangkan oleh Kompas Cyber Media.
 Cara menggunakannya, pengguna yang telah memiliki akun membuat konten dan ditayangkan langsung oleh penggunanya langsung, pengguna ini disebut dengan Kompasianer.Â
Memiliki slogan Beyond Blogging yang merupakan semangat dan tekad dalam menghadirkan sesuatu yang bermakna.
Awal kemunculan jurnalisme warga bermula ketika jurnalisme publik atau civic journalism yang dikembangkan oleh wartawan profesional dalam menyikapi meningkatnya ketidakpercayaan publik terhadap media dan kesinisan publik terhadap politik Amerika Serikat tahun 1988.
Ini membuat media berpikir bagaimana tanggung jawab mereka kepada masyarakat dan respon mereka terhadap masalah yang menjadi perhatian masyarakat.Â
Sehingga mereka mencoba mendefinisikan ulang mengenai nilai berita yang akan disampaikan, lebih memperhatikan dan mempertanyakan nilai objektivitas berita, dan mendorong agar wartawan lebih aktif dalam praktik jurnalisme yang mencerminkan keberagaman kultur masyarakat Amerika Serikat pada masa itu.Â
Civic journalism yang membuka gerbang tumbuhnya jurnalisme warga yang memiliki berita, informasi, foto atau video yang dapat disampaikan langsung melalui blog atau media pribadi.
Di Indonesia jurnalisme masih beroperasi dan beberapa media digunakan salah satunya Kompasiana.com, lalu bagaimana dampak yang ditimbulkan hadirnya jurnalisme warga?
Sebelum adanya media baru sebenarnya jurnalisme warga telah hadir di Indonesia melalui radio Elshinta dengan lebih dari 100.000 kontributor, namun dengan internet jurnalisme warga semakin pesat.
 Salah satu yang paling dikenal adalah Kompasiana.com yang memiliki pengunjung hingga ribuan orang perhari dan hingga Desember 2018 jumlah pelanggan Kompasiana mencapai 391,129 orang. (Chandra & Ardhariksa, 2020: 59).Â
Tidak ada batasan pengunggahan konten dalam Kompasiana sehingga kapanpun Kompasianer dapat mengunggahnya, ini dikatakan sebagai jurnalisme warga yang produktif karena dalam sehari jumlah tulisan yang diunggah mencapai ratusan.
Peran Pengguna
Ketika audiens diberi wadah dalam menulis dengan tujuan sebagai jurnalisme warga, maka posisi audiens sebagai Kompasianer adalah sebuah komoditas yang dapat menjadi sebuah keuntungan.Â
Jadi audiens tidak hanya bertindak sebagai konsumen tapi dapat menjadi produsen atau audiens labour seperti menjadi penulis sukarela untuk media.
Terdapat iklan dalam Kompasiana yang artinya keuntungannya bisa masuk ke perusahaan dan Kompasianer sendiri bisa menghasilkan uang jika memenuhi beberapa standar, seperti aktif menulis dengan konten pilihan, mendapatkan K-reward dengan akun yang tervalidasi.
Pengguna Kompasiana dapat menulis dan menginformasikan apa saja pada isu tertentu.Â
Walaupun tidak seperti media jurnalisme lainnya Kompasiana tidak memiliki editor sebelum sebuah konten diunggah.Â
Namun untuk menjadikan sebuah konten headline, Kompasiana memiliki admin yang berhak mengedit tulisan yang diunggah untuk dijadikan headline.
 Selain itu Kompasiana biasanya akan memberikan peringatan hingga penghapusan konten jika isinya memuat plagiarisme.Â
Dari penggunaan media seperti ini masyarakat tidak dapat sebebas begitu saja menuliskan informasi karena media memiliki kuasa yang dominan terhadap konten yang diunggah. Berbeda dengan konten yang diunggah di media sosial pribadi.
Pro & Kontra Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga disebabkan salah satunya karena ketidakpercayaan terhadap media mainstream dan kapitalisme media untuk kepentingan pasar atau pemodal, sehingga dengan hadirnya jurnalisme warga ini memberikan warna baru dalam dunia jurnalisme.Â
Jurnalisme dalam media massa terlalu sering dalam melihat hal-hal yang besar, sehingga kemungkinan kurang melihat sesuatu yang sebenarnya berarti atau dibutuhkan buat masyarakat.Â
Masyarakat dapat bersuara melalui informasi-informasi yang disampaikan, namun penting juga diperhatikan informasi yang kredibel dan sesuai dengan etika dalam menyampaikan informasi.
 Kompasiana juga dapat menjadi wadah untuk menyalurkan hobi menulis, mengembangkan diri, atau sebagai media personal branding atau mempromosikan diri.
Jurnalistik memiliki kaidah yang diajarkan dan dipenuhi oleh produk jurnalistik, seperti objektivitas, akuntabilitas, kredibilitas, dan kualitas yang harus dijalankan.Â
Jurnalisme warga dapat pula membantu media arus utama dalam mengintegrasikan isi informasi dengan begitu informasi bisa semakin transparan dan terbuka, serta dapat melihat bagaimana respon yang masyarakat berikan.Â
Karena jurnalisme memiliki tanggung jawab sosial kepada masyarakat.Â
Walaupun demikian hingga kini jurnalisme warga tidak menggantikan jurnalisme media massa karena bekerja secara profesional dan sesuai dengan prosedur yang ada, sehingga antara jurnalisme warga dan jurnalisme bisa saling melengkapi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI