Sebelum adanya media baru sebenarnya jurnalisme warga telah hadir di Indonesia melalui radio Elshinta dengan lebih dari 100.000 kontributor, namun dengan internet jurnalisme warga semakin pesat.
 Salah satu yang paling dikenal adalah Kompasiana.com yang memiliki pengunjung hingga ribuan orang perhari dan hingga Desember 2018 jumlah pelanggan Kompasiana mencapai 391,129 orang. (Chandra & Ardhariksa, 2020: 59).Â
Tidak ada batasan pengunggahan konten dalam Kompasiana sehingga kapanpun Kompasianer dapat mengunggahnya, ini dikatakan sebagai jurnalisme warga yang produktif karena dalam sehari jumlah tulisan yang diunggah mencapai ratusan.
Peran Pengguna
Ketika audiens diberi wadah dalam menulis dengan tujuan sebagai jurnalisme warga, maka posisi audiens sebagai Kompasianer adalah sebuah komoditas yang dapat menjadi sebuah keuntungan.Â
Jadi audiens tidak hanya bertindak sebagai konsumen tapi dapat menjadi produsen atau audiens labour seperti menjadi penulis sukarela untuk media.
Terdapat iklan dalam Kompasiana yang artinya keuntungannya bisa masuk ke perusahaan dan Kompasianer sendiri bisa menghasilkan uang jika memenuhi beberapa standar, seperti aktif menulis dengan konten pilihan, mendapatkan K-reward dengan akun yang tervalidasi.
Pengguna Kompasiana dapat menulis dan menginformasikan apa saja pada isu tertentu.Â
Walaupun tidak seperti media jurnalisme lainnya Kompasiana tidak memiliki editor sebelum sebuah konten diunggah.Â
Namun untuk menjadikan sebuah konten headline, Kompasiana memiliki admin yang berhak mengedit tulisan yang diunggah untuk dijadikan headline.
 Selain itu Kompasiana biasanya akan memberikan peringatan hingga penghapusan konten jika isinya memuat plagiarisme.Â