Syeh Subakir : Jika berkenan, tolong ceritakan bagaimana kapitayan yang ada di Tanah Jawa ini. Â
Sabdopalon : Secara ringkas Kepercayaan Jawa begini. Manusia Jawa sejak dari jaman  para leluhur dahulu kala meyakini ada Sang Maha Kuasa yang bersifat  'tan keno kinoyo ngopo', tidak bisa digambarkan bagaimana keadaannya.  Dialah pencipta segala-galanya. Bawono Agung dan Bawono Alit. Jagad  besar dan jagad kecil. Alam semesta dan 'alam manusia'. Wong Jowo  meyakini bahwa Dia Yang Maha Kuasa ini dekat. Juga dekat dengan manusia.  Dia juga diyakini berperilaku sangat welas asih.Â
Dia juga  diyakini meliputi segala sesuatu yang ada. Karena itu masyarakat Jawa  sangat menghormati alam sekelilingnya. Karena bagi mereka semuanya  mempunyai sukma. Sukma ini adalah sebagai 'wakil' dari Dia Yang Maha  Kuasa itu. Â
Jika masyarakat Jawa melakukan pemujaan kepada Sang  Pencipta, mereka lambangkan dengan tempat yang suwung. Suwung itu kosong  namun sejatinya bukan kosong namun berisi SANG MAHA ADA.
Karena itu  tempat pemujaan orang Jawa disebut Sanggar Pamujan. Di salah satu  bagiannya dibuatlah sentong kosong (tempat atau kamar kosong) untuk arah  pemujaan. Karena diyakini bahwa dimana ada tempat suwung disitu ada  Yang Maha Berkuasa.Â
Syeh Subakir : Nah itulah  juga yang menjadi ajaran agama yang kami bawa. Untuk memberi ageman  (pegangan atau pakaian) yang menegaskan itu semua. Bahwa sejatinya  dibalik semua yang maujud ini ada Sang Wujud Tunggal yang menjadi  Pencipta, Pengatur dan Pengayom alam semesta.
Wujud tunggal ini dalam  bahasa Arab disebut Al Ahad. Dia maha dekat kepada manusia, bahkan lebih  dekat Dia daripada urat leher manusianya sendiri. Ajaran agama kami  menekankan budi pekerti yang agung yaitu menebarkan welas asih kepada  alam gumebyar, kepada sesama sesama titah atau makhluk.Â
Lihatlah  Sang Danyang, betapa sudah rusaknya tatanan masyarakat Majapahit  sekarang. Bekas-bekas perang saudara masih membara. Rakyat kelaparan.  Perampokan dan penindasan ada dimana-mana. Ini harus diperbaharui budi  pekertinya.
Sabdopalon : Aku juga sedih  sebenarnya memikirkan rakyatku. Tatanan sudah bubrah. Para pejabat  negara sudah lupa akan dharmanya. Mereka salin sikut untuk merebutkan  jabatan dan kemewahan duniawi. Para pandito juga sudah tak mampu berbuat  banyak. Orang kecil salang tunjang (bersusah payah) mencari pegangan.  Jaman benar-benar jaman edan.
Syeh Subakir :  Karena itulah mungkin Sang Maha Jawata Agung menyuruh Sultan Muhammad  Turki untuk mengutus kami ke sini. Jadi, wahai Sang Danyang Tanah Jawa,  ijinkanlah kami menebarkan wewarah suci ini di wewengkon (wilayah)  kekuasaanmu ini.
Sabdopalon : Baiklah jika begitu. Tapi dengan syarat -syarat yang harus kalian patuhi.