Mohon tunggu...
Tika Nursafitri
Tika Nursafitri Mohon Tunggu... Lainnya - Tika Nursafitri

Tika Nursafitri

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Pembelajaran Jarak Jauh terhadap Keefektifan Belajar Mahasiswa

19 Januari 2021   20:32 Diperbarui: 19 Januari 2021   20:50 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang disebabkan oleh pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh secara daring akibat pandemi Covid-19 di Indonesia terhadap para mahasiswa berbagai universitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para mahasiswa dari universitas yang berbeda-beda. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan Teknik pengumpulan datayang digunakan berupa angket. Data yang didapatkan dianalisis dengan teknik analisis induktif kualitatif dan menunjukkan hasil bahwa hamper seluruh mahasiswa merasakan dampak yang kurang baik akibat diadakannya Pembelajaran Jarak Jauh karena berbagai hambatan yang ada. Namun di sisi lain, terdapat juga mahasiswa yang berpendapat jika Pembelajaran Jarak Jauh memberikan kesempatan lebih banyak untuk belajar secara mandiri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif yang dialami oleh para mahasiswa akibat Pembelajaran Jarak Jauh di tengah Covid-19.
Kata kunci: Pembelajaran Jarak Jauh, daring, mahasiswa, Covid-19

PENDAHULUAN

Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak akan dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengetahui dan mengembangkan potensi yang dimiliki sejak lahir. Dunia juga terus akan berkembang dan tanpa melakukan proses pembelajaran, manusia tidak akan mampu untuk mengikuti arus perkembangan dunia. Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi dan meningkatkan kualitas belajar pada peserta didik dengan upaya sistematis untuk meningkatkan proses belajar dan menciptakan lingkungan belajar yang dapat mengembangkan potensi individu sebagai peserta didik. Proses pembelajaran ditandai dengan adanya interaksi edukatif yang sadar akan tujuan. Pembelajaran tidak terjadi seketika melainkan berproses melalui tahapan-tahapan tertentu dan juga dapat melalui proses interaksi sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat

Menurut pendapat yang diungkapkan oleh Cranton, tujuan dari pembelajaran adalah pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan dan kemampuan yang diharapkan dari pesert setelah selesai pembelajaran (Cranton, 1989). Sementara itu pada buku yang berjudul Preparing Instructional Objectives (1975) milik Meger, ia menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah gambaran kemampuan mahasiswa yang menunjukkan kinerja yang diinginkan yang sebelumnya mereka tidak mampu. Oemar Hamalik (2003:80) menyatakan bahwa tujuan pendidikan atu pembelajaran adalah untuk mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan murid dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa tujuan yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran adalah mendapatkan serta mengembangkan kemampuan yang diinginkan yang sebelumnya tidak mampu dilakukan.

Beberapa orang ahli mengungkapkan pengertian Pembelajaran Jarak Jauh, diantaranya G. Dogmen, G. Mackenzie, E. Christensen, dan P. Rigby, O. Peter, M. Moore, B. Holmeberg (Aristorahadi, 2008)5. Mackenzie, Christensen, dan Rigby mengatakan pendidikan jarak jauh merupakan metode pembelajaran yang menggunakan korespondensi sebagai alat untuk berkomunikasi antara pembelajar dengan pengajar. Salah satu bentuk pendidikan jarak jauh adalah Sekolah Korespondensi.

Materi pembelajaran yang diproduksi dalam jumlah banyak dengan mutu yang tinggi itu memberikan kemungkinan untuk membelajarkan pembelajar dalam jumlah banyak pula pada saat yang sama di mana pun mereka berada. Pendapat Peter ini ada yang mendukung, tetapi ada pula yang menolaknya.

 Sedangkan bersama Kearsly, Moore mengatakan pembelajaran jarak jauh adalah belajar yang direncanakan di tempat lain atau di luar tempatnya mengajar. Oleh karena itu, diperlukan teknik-teknik khusus dalam mendesain materi pembelajaran, teknikteknik khusus pembelajaran, metodologi khusus komunikasi melalui berbagai media, dan penataan organisasi serta administrasi yang khusus pula.

Mason berpendapat bahwa pendidikan pada masa yang akan datang lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung tempat belajar. Sedangkan Tony Bates menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak untuk pendidikan.

Istilah Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang tercantum dalam undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tetang sistem pendidikan nasional Pasal 1 yang menyatakan bahwa pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik, dan pembelajaran menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi informasi san media lainnya. Sejak merebaknya pandemi yang disebabkan oleh virus corona di Indonesia,banyak cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah melalui surat edaran kementrian Pendidikan dan kebudayaan (kemendikbud) Direktorat Pendidikan Tinggi No 1 tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di perguruan tinggi. Melalui surat edaran tersebut pihak Kemendikbud memberikan intruksi kepada perguruan tinggi untuk menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh dan menyarankan mahasiswa untuk belajar dari rumah masing-masing.

Dengan dilaksanakannya kegiatan pembelajaran jarak jauh secara tiba-tiba tentu saja baik dosen maupun mahasiswa serta pihak universitas harus beradaptasi dengan perubahan sistem pembelajaran. Beruntungnya terknologi ini semakin berkembang sehingga banyak aplikasi yang tersedia untuk mengadakan pertemuan secara daring atau yang biasa disebut video conference. Selain itu, setiap universitas kini memiliki website yang mendukung kegiatan e-learning dengan berbagai fitur seperti kuis, absen, pengumpulan tugas, materi yang diunggah dan masih banyak lagi.

Tetapi ada beberapa kendala yang sering terdengar dari para mahasiswa dengan adanya pembelajaran jarak jauh seperti ini dan berharap agar pandemi segara berakhir sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung di universitas. Hal-hal terserbut lah yang mendasari ketertarikan kami untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh pembelajaran jarak jauh terhadap keefektifan belajar mahasiswa.

METODE 

pada penelitian ini penulis melakukan nya secara daring menggunakan kuesioner yang dibuat melalui google form. Hal ini dilakukan melalui pertimbangan untuk memudahkan penulis dalam mencari responden mahasiswa di tengah pandemi dan dapat mempersingkat waktu penelitian. Penulis menggunakan metoode kualitatif (studi kasus) pada penelitian ini.

Menurut Saryono (2010), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Menurut Maleong, penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam kotak sosial secara alami dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti denngan fenomena yang diteliti.

Metode ini menggunakan kajian teori sebagai acuan agar penelitian tetap sesuai denga tujuan awal. Kajian teori dalam metode kualitatif berguna sebagai gambaran umum tentang penelitan dan sebagai dasar pembahasan hasil peneliian yang didapatkan.

Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian

a. Memilih fenomena yang akan diteliti.

b. Melakukan studi terhadap fenomena yang akan dikaji.23

c. Merumuskan masalah.

d. Menuliskan kajian teori sebagai dasar penelitian.

e. Merumuskan hipotesis.

f. Menentukan metode penelitian.

g. Menentukan variabel dan sumber data.

h. Menentukan dan menyusun instrumen pengumpulan data.

i. Mengumpulkan data.

j. Menganalisis data.

k. Menyimpulkan hasil penelitian

subjek pada penelitian ini adalah para mahasiswa dari berbagai universitas sehingga di dapatkan hasil jawaban yang beragam. Dan yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengaruh pembelajaran jaruk jauh terhadap keefektifan belajar mahasiswa.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner atau angket. Secara spesifik, kami menggunakan kuesioner tertutup serta meminta responden menyertakan alasan pada beberapa pertanyaan di kuesioner.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis induktif kualitatif yaitu dengan cara melakukan analisis terhadap data yang telah didapatkan dari para responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Responden dalam penelitian ini didapat melalui hasil penyebaran ekuesioner melalui fasilitas Google Forms. Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 (lima puluh) responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan 2 (dua) kriteria program studi dan universitas asal.

Penelitian ini mencakup responden dari berbagai program studi di antaranya Ilmu Kesejahteraan Sosial, Sistem Informasi, Ilmu Filsafat, Teknik Sipil, Manajemen, Pendidikan Tata Boga, Matematika, Pendidikan Sosiologi, Hukum, Keperawatan, Manajemen Logistik Industri Elektronika, Perbankan Keuangan, Ilmu Komunikasi, Manajemen Konvensi dan Event, Televisi dan Film, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Teknik Telekomunikasi, Arsitektur, Akuntansi, Perhotelan, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Agribisnis, Administrasi, Gizi, Psikologi, Teknik Informatika, Ekonomi Pembangunan, Teknik Kimia, Sastra Inggris, Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Responden yang berasal dari program studi Sistem Informasi berjumlah 5 orang dan merupakan program studi terbanyak dalam penelitian ini.

Penelitian ini mencakup responden yang berasal dari berbagai universitas di antaranya Universitas Pasundan, Universitas Pembangunan Nasiona Veteran" Jakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Jakarta, Institut Pertanian Bogor, Universitas Brawijaya, Universitas MH Thamrin, Politeknik App Jakarta, LSPR Communication & Business Institute, STP NHI Bandung, Universitas Padjadjaran, STKIP PGRI Sukabumi, Politeknik Negeri Jakarta, Universitas Pembangunan Jaya, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Akademi Pariwisata Nusantara, Universitas Singaperbangsa Karawang, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA, Akademi Keperawatan Pasar Rebo, Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Universitas Indonesia, STIKES Akbid Wijaya Husada Bogor, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Bandung, Universitas Bina Nusantara, Universitas Pancasila, UIN Jakarta dan Poltekkes Jakarta 2. Responden dalam penelitian ini paling banyak berasal dari Universitas Pembangunan Nasiona "Veteran" Jakarta dengan jumlah 8 orang.

Keberagaman responden ini menghasilkan data yang lebih jelas karena ditanggapi oleh mahasiswa dari berbagai Program Studi dan Universitas yang berbeda-beda.

Di bJJawah ini disajikan gambar hasil penelitian dan pembahasannya.

                                                                                                                                Gambar 1. Hasil kuisioner

                                                                                                                         Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Data di atas menunjukkan 88,2% para mahasiswa melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh dengan mengerjakan soal yang diberikan dosen, 82,4% belajar interaktif secara daring dengan dosen dan 72,5% belajar dari sumber digitas seperti e-journal, youtube, google dan lain-lain.

Mahasiswa melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh dengan melakukan pembelajaran daring dengan tetap interaktif meski kadang-kadang jaringan tidak stabil dan terjadi kesalahan pada laptop.

Dosen akan memberikan tugas kepada mahasiswa agar mahasiswa tetap produktif. Bahan-bahan untuk mengerjakan tugas yang sering dipakai tentunya adalah google, bahkan absen sering menggunakan google-form. Selain itu mahasiswa juga menggunakan youtube untuk mencari bahan seperti mencari kasus.

dok-2-6006dc90d541df6674499fa2.jpg
dok-2-6006dc90d541df6674499fa2.jpg
                                                                                                                                 Gambar 2. Hasil Kuesioner

                                                                                                                           Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Berdasarkan data yang didapatkan, sebanyak 49% atau sekitar memilih opsi "sedang" dalam arti lain, mereka merasa sedikit dipermudah dengan diadakannya Pembelajaran Jarak Jauh. Pembelajaran Jarak Jauh ini memang memiliki sisi positif seperti mahasiswa dapat berhemat karena tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi ke universitas masing-masing dan mereka juga fleksibel dalam beristirahat. Sebanyak 11,8% setuju jika Pembelajaran Jarak Jauh mempermudah proses belajar mereka karena beberapa mahasiswa tersebut memang lebih menyukai belajar secara daring tanpa perlu bertatap muka secara langsung.

Para mahasiswa juga menjelaskan bahwa mereka dapat merasa lebih focus karena belajar sendirian, selain itu juga banyak platform yang dapat digunakan untuk mencari tahu berbagai hal yang belum dimengerti. Dalam Pembelajaran Jarak Jauh dosen aktif membagikan materi yang telah disampaikan sehingga mahasiswa dapat mempelajari ulang apabila ada kesulitan yang mereka alami dan para mahasiswa juga merasa jika tugas yang diberikan oleh dosen cukup mudah karena Pembelajaran Jarak Jauh seperti ini. Sedangkan 39,2% sama sekali tidak merasa dipermudah dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh karena banyak kendala yang dialami saat Pembelajaran Jarak Jauh berlangsung.

dok-3-6006dd0bd541df18d5222492.jpg
dok-3-6006dd0bd541df18d5222492.jpg
                                                                                                                                Gambar 3. Hasil Kuesioner

                                                                                                                          Sumber. Dokumen Pribadi, 2020

Berdasarkan data yang telah diperoleh, 78,4% mahasiswa menyatakan bahwa mereka merasa kesulitan atau terbebani dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh. Hampir seluruh kesulitan atau keluhan yang disebutkan sebagai alasan mengapa Pembelajaran Jarak Jauh terasa lebih sulit adalah materi yang di berikan oleh dosen terkadang sulit untuk dipahami yang karena beragam faktor seperti gangguan sinyal internet baik dari dosen maupun para mahasiswa, pembelajaran menggunakan presentasi Power Point juga dirasa kurang efektif karena hanya berisi sebuah rangkuman dari dosen, selain itu mahasiswa kesulitan dalam mencari referensi tugas dari buku yang ada di perpustakaan sehingga mahasiswa hanya dapat memanfaatkan informasi dari internet saja. Mahasiswa jugamerasa kesulitan untuk bertanya atau berdiskusi secara langsung dengan mahasiswa lainnya.

Dalam beberapa program studi dengan mata kuliah praktikum, mereka merasa kesulitan dengan materi atau contoh yang diberikan dosen secara daring sehingga kesulitan dalam memahami materi sangat sering dirasakan oleh para mahasiswa tersebut. Sedangkan 21,6% lainnya tidak merasakan kesulitan dengan adanya Pembelajaran Jarak Jauh seperti saat ini.

dok-4-6006dd6f8ede4877b61bff63.jpg
dok-4-6006dd6f8ede4877b61bff63.jpg
                                                                                                                            Gambar 4. Hasil Kuesioner

                                                                                                                       Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Berdasarkan data di atas yang diambil dari 50 responden, dapat diketahui jika langkah yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan kemampuan selama Pembelajaran Jarak Jauh cenderung dilakukan dengan cara menonton video terkait materi yang disampaikan karena tersedia cukup banyak video materi yang sama di platform seperti Youtube (72,5%), berdiskusi dengan rekan mahasiswa lainnya juga cukup sering dilakukan oleh para mahasiswa karena bertukar pikiran seringkali lebih efektif daripada belajar sendirian bagi beberapa orang (68,6%), mencatat setiap materi yang disampaikan merupakan hal penting sekaligus dapat membuat mahasiswa memahami materi yang telah disampaikan oleh dosen dengan cara mencatat (66,7%), membaca berbagai referensi buku (54,9%), dan yang terakhir adalah dengan cara sering bertanya ketika mengalami kebingungan karena lebih baik bertanya daripada berlarut dalam ketidaktahuan (47,1%). Perbedaan cara tersebut tentunya terjadi berdasarkan kemampuan setiap orang yang berbeda-beda dalam memaksimalkan pembelajaran jarak jauh ini.

dok-5-6006dd7ed541df0b3f106244.jpg
dok-5-6006dd7ed541df0b3f106244.jpg
                                                                                                                               Gambar 5. Hasil Kuesioner

                                                                                                                          Sumber: Dokumen Pribadi, 2020

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa 98% dari seluruh responden menyetujui pertanyaan yang diberikan yang berarti hampir seluruh mahasiswa setuju jika para pengajar mendorong untuk lebih memanfaatkan teknologi selama Pembelajaran Jarak Jauh. Hal ini tentu saja terjadi karena selama Pembelajaran Jarak Jauh baik dosen maupun mahasiswa tidak dapat bertemu secara langsung sehingga harus memanfaatkan berbagai media teknologi untuk menunjang kegiatan pembelajaran. Media teknologi yang sering digunakan antara lain aplikasi Zoom, Google Meet, dan E-Learning. Adapun fungsi dari Zoom dan Google Meet adalah sebagai sarana dosen menjelaskan materi kepada mahasiswa melalui video conference, sedangkan E-Learning untuk mengakses bahan ajar yang tersedia, mengumpulkan tugas, dan absensi.

dok-6-6006ddda8ede480fc63408c2.jpg
dok-6-6006ddda8ede480fc63408c2.jpg
                                                                                                                            Gambar 6. Hasil Kuesioner

                                                                                                                      Sumber. Dokumen Pribadi, 2020

92,2% atau sama dengan 46 mahasiswa menjawab jika mereka sering merasakan lelah atau dilanda dengan rasa bosan karena adanya Pembelajaran Jarak Jauh seperti saat ini. Kelelahan yang dirasakan oleh para mahasiswa selama Pembelajaran Jarak Jauh dapat terjadi karena seluruh pembelajaran dilakukan secara daring yang mengharuskan mereka untuk menatap layar laptop atau ponsel seharian untuk mengikuti kelas, mengerjakan tugas yang diberikan, atau sekedar membaca materi. Padahal seperti yang diketahui, menatap layar gadget dalam durasi yang lama tidak terlalu bagus untuk mata maupun fisik yang juga memerlukan waktu beristirahat.

Rasa bosan yang melanda mahasiswa saat Pembelajaran Jarak Jauh juga dapat terjadi karena kegiatan pembelajaran yang dirasa kurang interaktif. Kegiatan berdiskusi dengan sesama rekan mahasiswa tidak berjalan dengan begitu baik karena para mahasiswa jelas lebih memilih untuk berdiskusi atau bertukar pikiran secara langsung melalui tatap muka ketimbang harus menggunakan aplikasi video conference. Sedangkan 7,8% lainnya atau sama dengan 4 mahasiswa menjawab bahwa mereka tidak merasa lelah atau bosan selama Pembelajaran Jarak Jauh yang kemungkinan besar terjadi karena mereka lebih cocok dengan sistem pembelajaran daring seperti ini karena mereka memiliki banyak waktu untukberistirahat di rumah dan tidak perlu pergi keluar.

PENUTUP

Pembelajaran Jarak Jauh merupakan salah satu solusi untuk menerapkan social dan physical distancing guna mencegah rantai penyebaran wabah Covid-19. Pembelajaran Jarak Jauh merupakan pembelajaran yang dilakukan secara daring dengan jarak jauh atau pembelajaran yang dilakukan peserta didik dimanapun dan kapanpun saat dibutuhkan sehingga sistem pembelajaraan ini dapat menghindari kerumunan yang dianggap sebagai salah satu cara untuk menerapkan social distancing.

 Hambatan, solusi, dan proyeksi dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem daring menjadi bahasan yang menarik dalam masa pandemi Covid-19 ini. Karena hal ini dapat menjadi evaluasi agar Pembelajaran Jarak Jauh dapat diupayakan diterima dengan baik oleh mahasiswa tanpa mengurangi esensi pendidikan itu sendiri.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran jarak jauh memiliki beberapa dampak negative terhadap mahasiswa yaitu pembelajaran secara daring masih membingungkan dan menyulitkan mahasiswa; mahasiswa menjadi pasif, kurang kreatif dan produktif, mahasiswa kurang memahami materi yang disampaikan, mahasiswa mengalami stress, dan kurang bersemangat.

Selain itu, dalam pembelajaran jarak jauh ini juga membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti laptop, komputer, smartphone, dan jaringan internet. Hal-hal tersebut juga terkadang menjadi salah satu hambatan untuk melakukan Pembelajaran J        arak Jauh. Bagi beberapa mahasiswa, keadaan lingkungan tempat tinggal yang tidak terlalu kondusif juga merupakan salah satu dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh.

Di samping itu juga terdapat kelebihan seperti peningkatan kemampuan literasi mahasiswa dan dapat dilakukan dimana dan kapan saja. Pembelajaran Jarak Jauh ini biasanya dilakukan dengan menggunakan berbagai macam aplikasi pendukung seperti Zoom, Google Classroom, Google Meet, dan website e-learning dengan sistem mengerjakan soal dan mencatat materi yang diberikan oleh dosen.

REFERENSI

Bilfaqih, Yusuf, dan M. Nur. Qomarudin. 2015. Esensi Pengembangan Pembelajaran Daring.

             Yogyakarta: Deepublish.

Dasopang, Muhammad Darwin, dan Aprida Pane. 2017. Belajar dan Pembelajaran. Padang

            Sidempuan: IAIN Padangsidimpuan.

Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan

            Jurusan Pilihan Orang Tua. Depok: Fakultas Teknologi Universitas Gunadarma.

Kanine, Esrom. 2010. Analisis Pembelajaran Sistem Jarak Jauh dan Implikasinya terhadap

            Pendidikan Tinggi Keperawatan. Jakarta: Universitas Indonesia

Lestari, Puji Wahyu. 2019. Modernisasi Pembelajaran Santri: Studi Fenomenologi Strategi

            Pembelajaran Digital melalui Media Sosial di Pondok Pesantren Assabiila

            Gunungpati. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Munir. 2009. Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

            Bandung: Alfabeta.

Nurdin, dan Irfan Rahman. 2017. Penerapan Sistem Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis

            Massive Open Online Course (MOOC). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Prawiyogi, dkk. 2020. Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh. Karawang: Universitas Buana

            Perjuangan Karawang.

Rahayu, Ucu. 2017. Manfaat Panduan Belajar yang Diintegrasikan dengan Tutorial Online

            (PBTO). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Siswoyo, Dwi. 2007. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Susantoro, A.A. 1990. Sejarah Pers Indonesia. Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun