Tahukah anda inti terdalam dari muatan "bertanya?" Itu bukan terutama karena kita tidak mengerti suatu hal namun terutama kita mau bersapa dengan dia. Berbicara dengan yang lain. Banyak keluarga yang minim dalam hal ini dan sering terkesan bahwa bertanya perihal orang lain itu menjadi tabu. Sehingga  mereka berbicara hanya karena ada masalah.Â
Kalau tidak ada masalah yah rasanya aman-aman saja atau masing-masing bersikap siapalu siapa gue ? Â sementara kalau kita berani dan rajin bertanya, mereka yang kita tanya pasti merasa "berharga" karena dengan bertanya berarti kita menganggap mereka sebagai orang yang mampu memberi jawaban. Ini juga mengajak kita untuk terbuka satu sama lain. Inilah yang kami lakukan selama lebaran bersama.
3. Belajarlah memaknai hakekat cintaÂ
Saya pernah berkata kepada saudar-saudara saya jangan pernah katakan cukup untuk cinta karena kamu dipanggil bukan untuk menambah yang satu menjadi dua tetapi sebaliknya membuat yang dua menjadi satu. Jangan juga pernah katakan kasih terlalu banyak karena kita dipanggil bukan untuk menambal sulam tetapi merajut dan mengikat.Â
Saat merajut dan mengikat kadang kita sedih-senang, suka-duka, senyum-tertawa, dan jatuh-bangun. Untuk mewujudkan kasih itu memang kesabaran kita diuji, kemurahan hati kita ditantang, dan  kelemahlembutan kita dimurnikan. Nah, inilah warna-warni kehidupan dan inilah makna cinta yang sesungguhnya.Â
Kita tidak akan pernah selesai belajar untuk mencintai dan cinta kita tidak akan pernah sempurna. Biarkanlah cinta itu hidup dalam diri kita masing-masing dan berikanlah itu kepada orang lain agar kamu juga  bertumbuh dan berkembang dalam cinta. Cinta bukan saja ditujukan kepada pasangan tapi juga untuk seluruh anggota keluarga kita.
4. Belajarlah untuk MengalahÂ
Kita sering mendengar kekerasan tidak akan mampu mengalahkan kelemahlembutan. Terbukti batu yang keras akan hancur dengan tetesan air dan api yang membara juga akhirnya tunduk dengan kehebatan air. Besi yang keras juga hancur oleh karena air. Artinya tidak ada hal yang tidak bisa ditahlukkan hanya bagaimana cara kita untuk menghadapinya.Â
Sering terjadi masalah dalam keluarga dan terasa  makin berat karena kedua belah pihak tidak mau untuk mengalah. Dua-dua keras kepala. Ingatah kalau satu mengalah dan diam pertengkaran dan permasalahan akirnya akan reda. Sebisa mungkin hindarilah berbalas pantun membabi buta. Mengalah bukan berarti kita kalah, mengalah artinya kita mampu menunjukkan kerendahan hati kita membiarkan orang lain merasakan euforia kemenangan sembari membantunya untuk berefleksi.
5. Â Belajarlah untuk Rendah HatiÂ
Jangan pernah merasa diri tahu segalanya atau paling benar dari antara semuanya sehingga tidak membutuhkan nasehat, bantuan, ide dari anggota keluarga yang lain sehingga kamu tidak menghargai mereka yang telah menjadi patnermu. Semangat rendah hati ialah mau meminta maaf dan juga rela memuji yang lain.Â