Di sana banyak polisi, polisi Pemko dan polisi Polres Siantar, siap sedia mengamankan jika walikota berani memberikan penjelasan. Atau kalau mau, minta perwakilan berdoalog di ruangan, membahas soal tuntutan warganya, yang dulu juga memilih Hefriansyah semasa Pilkada 2015-2016. Pendemo bukan warga Batubara, mereka adalah warga Siantar.
Namun imaji itu mendadak buyar. Walikota memang tak peduli, sebab dia tak di sana. Entah dia memahami apakah politik itu komunikasi atau politik itu cuma kekuasaan belaka.
Komunikasi buruk, memanen amuk. Ini kali kedua, Hefriansyah didemo dalam sebulan terakhir, akibat kebijakannya. Entah masih akan ada menyusul..Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H