Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ronde Malam (Cerbung Bagian 2)

11 Juli 2020   15:05 Diperbarui: 11 Juli 2020   15:01 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto dari indokaskus.blogspot.com 

"Setidaknya aku yang meyakini kita masih punya kesempatan itu, Mas".

"Aku juga, Wik. Aku juga...", bisik Iksan lugas.

Gadis itu, tersenyum, manja. Ia kecup tangan yang merebah dipipinya, dalam dan lama.

Sore hampir menghilang. Kabut tebal khas nuansa pedesaan mulai menyelimuti rupa teduh seluruh desa. Sejoli itu, memandang harap malam akan terus ramah dalam menggenggam cintanya.

Sore, yang akan semakin sibuk untuk menata perjalanan rindu.

"Aku akan meminta ke Dia, ... keajaiban Dik!".

Wiwik menggenggam erat genggaman tangan Iksan. Satunya lagi menyentuhkan telunjukknya ke bibir sang kekasih berharap Iksan merasakan detak jiwa yang ia rasa dan berdiam menikmati detak itu.

Sore, merangkak naik. Membiarkan keduanya membatu di huma bambu tempat keduanya menancapkan kesetiaan. Di antara rerimbun alang-alang, di gemericik sungai kecil batas desa.

Lamat-lamat adzan maghrib berkumandang. Menyadarkan keduanya jika malam telah tiba. Lelah mata keduanya melumpuhkan gairah bunga-bunga semak tuk mengembang. Iksan meminta Wiwik untuk pulang. Deras air mata gadis desa itu, menjawabnya.

Kabut menenggelamkan suasana!

(...bersambung)

Kertonegoro, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun