Wajah tua, Mbok, mencium kening anaknya. Lama.
"Apa ada kabar tidak enak toh Mbok, tentang kaji Dullah?", Wiwik bersuara.
"Mbok tidak mendengar kabar apapun Nduk...", bisik emak lirih ke telinga Wiwik.
"Jangan bohong, Mbok...", desak Wiwik.
"Aku tidak akan bohong pada kamu?".
"Cuma was-was saja kan?", cecar Wiwik lagi.
"Iya...".
Si Mbok mengangkat kepala Wiwik. Kelelahan terlihat di dahinya. Ia tinggalkan Wiwik sendirian.
Wiwik, terdiam. Membiarkan tubuhnya terbujur manja di atas dipan dapur. Tidak juga berhasrat untuk membenahi lekuk-lekuk tubuh yang polos tak tertutupi daster transparannya.
Dada yang besar tidak nampak gerakan cepat nafas gelisah. Entah, ia terlelap, atau sedang menimbun getir angan-angan atas perjalanan hidup sendirinya.
Pagi semakin beranjak naik, dapur tua itu lengang menenani telentangnya tubuh perempuan.