Robby Abbas (Ilustrasi gambar : foto.tempo.co)
Â
KLU Hari Ini
Pernah tahu nama ini kan? Itu lho, yang berkaitan dengan mucikari prostitusi artis. Tertarik untuk saya KLU-kan, karena 1) tentang artis, 2) tentang prostitusi gaya baru, ONLINE, 3) karena JEMBER, kota saya, termasuk kota yang tingkat POPULASI prostitusi onlinenya TERBESAR di Indonesia.
Bukan tarif puluhan bahkan ratusan juta yang menarik bagi saya, karena besaran tarif itu hanyalah berkaitan dengan ADA dan HOBI.
Bukan pula karena (isyunya) konsumen prostitusi artis ini adalah para jetset negeri ini, para pengusaha, pun (diberitakan juga) para pejabat dan politisi. Karena hanya MALAIKAT dan manusia-manusia terpilih saja yang akan terhindar dari pusaran NIKMAT ini (lihat pemberitaan tentang hal ini setahun lalu di media-media).Â
Perlu disimak dengan jeli beberapa wacana sebelum prostitusi artis ini begitu marak  di Indonesia, lebih umum lagi, prostitusi begitu MENGGILA dalam perkembanganya. Masih ingat SATANIC VERSUS kan? Menurut saya, picu awal KEBANGKITAN DUNIA SYAHWAT dimulai dari sini. Sebuah novel yang menggambarkan betapa HINANYA sosok nabi Muhammad dalam kacamata ilusi si Salman Rusdie ini. Alhasil, entah kemana pengarang novel KEBLINGER ini sekarang berada.Â
Yang saya tahu, kepalanya dihargai MILYARAN rupiah!
Artinya, Prostitusi memang sebuah perilaku tua, setua dunia ini ada. Tetapi jangan dijadikan advokasi sebab jika perilaku ini bukanlah hal yang  ekstra-ordinary.
Nyatanya, ketika Gang DOLLY masih buka, bu Risma pernah dilapori jika ada anak seusia SD pun harus MELAMPIASKAN SYAHWAT-nya dengan hanya berbekal uang seribu perak. PSK nenek-nenek pula yang melayani.Â
Astagfirullah hal'adzim!
Kaitannya dengan Robby apa? Â Jika pembaca tadi sore melihat acara TransTV, sedikit banyak akan terhenyak dengan penuturan si (mantan) MUCIKARI artis ini.Â
Salah satu yang cukup menjadi perhatian saya adalah, Robby Abbas mengaku telah DITINGGAL sebagian besar sahabat-sahabatnya. SAHABAT yang pernah bersuka-ria kala aktifitas memucikari masih dalam kejayaannya.
Yah, Robby mengakui sungguh, NYATANYA hanya KELUARGA dan Tuhan yang masih setia menemaninya.
Ingin tahu nasehat dari keluarganya? "Rob, cari saja yang HALAL, yang halal tidak akan membuatmu kelaparan, yang halal tidak akan membuatmu terpuruk!"
Menetes air mata saya mendengar penuturan si ROBBY ini. Menetes air mata saya. Semoga, air mata-air mata lain pun ikut menetes pula.
Artinya, kala bersenang, berjaya, berhura-hura, berdosa-dosa, sebegitu mesra sahabat-sahabat itu terasa. Namun, ketika HANYA SETAHUN Â di CIPINANG, kemesraan itu RAIB entah kemana.
Yah, teringat cerita pengalaman petugas RSCM ketika mengurus kematian seorang GAY. Yang menghadiri pemakamannnya tidak lebih dari tiga gelintir temannya.Â
Kebaikan dan yang baik itu abadi dalam menyeret sebuah persahabatan. MAKA, jangan BERTOLERANSI dengan kejahatan, meski itu adalah PENGUASA YANG DIGDAYA.
Salam Indonesia jernih, teduh, dan religius.
Semoga bermanfaat.
Kertonegoro, 10 Mei 2016
Salam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H