Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Robby Bebas, Coy!

10 Mei 2016   19:41 Diperbarui: 10 Mei 2016   20:09 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu yang cukup menjadi perhatian saya adalah, Robby Abbas mengaku telah DITINGGAL sebagian besar sahabat-sahabatnya. SAHABAT yang pernah bersuka-ria kala aktifitas memucikari masih dalam kejayaannya.

Yah, Robby mengakui sungguh, NYATANYA hanya KELUARGA dan Tuhan yang masih setia menemaninya.

Ingin tahu nasehat dari keluarganya? "Rob, cari saja yang HALAL, yang halal tidak akan membuatmu kelaparan, yang halal tidak akan membuatmu terpuruk!"

Menetes air mata saya mendengar penuturan si ROBBY ini. Menetes air mata saya. Semoga, air mata-air mata lain pun ikut menetes pula.

Artinya, kala bersenang, berjaya, berhura-hura, berdosa-dosa, sebegitu mesra sahabat-sahabat itu terasa. Namun, ketika HANYA SETAHUN  di CIPINANG, kemesraan itu RAIB entah kemana.

Yah, teringat cerita pengalaman petugas RSCM ketika mengurus kematian seorang GAY. Yang menghadiri pemakamannnya tidak lebih dari tiga gelintir temannya. 

Kebaikan dan yang baik itu abadi dalam menyeret sebuah persahabatan. MAKA, jangan BERTOLERANSI dengan kejahatan, meski itu adalah PENGUASA YANG DIGDAYA.

Salam Indonesia jernih, teduh, dan religius.
Semoga bermanfaat.

Kertonegoro, 10 Mei 2016
Salam,

Akhmad Fauzi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun