Mohon tunggu...
arshaka
arshaka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo salam kenal, saya mahasiswa semester akhir saat ini. Dan hobi saya yaitu memasak, membaca buku, menulis dan sesekali mencoba untuk belajar desain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pilihan untuk Memondokkan Anak, Tepat atau Sebaliknya?

15 Agustus 2023   08:00 Diperbarui: 15 Agustus 2023   08:15 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saat ini banyak ditemukan kasus dimana anak di bawah umur sudah melakukan hal-hal yang semestinya tidak dilakukan diusianya. Dan ditambah dengan terpaparnya sosial media dengan mudah membuat sebagian orang tua resah dengan lingkungan pertemanan Remaja saat ini. 

Perubahan zaman membuat pergeseran yang sangat mencolok yang membuat Remaja saat ini dengan bebas dapat menyari berbagai Informasi dengan mudah melalui Internet bahkan mencari teman secara online dengan mudah di berbagai sosial media tanpa filterisasi yang benar.

Dengan adanya berbagai kasus yang terekspos media atau bahkan melalui keluhan orang tua di sosial media seperti TikTok ataupun Instagram inilah membuat sebagian orang tua khawatir dan resah dengan pergaulan Remaja saat ini. 

Bahkan, diantara mereka ada yang berkeinginan untuk memilih memasukkan anak mereka ke Pondok Pesantren. Namun, apakah hal tersebut akan menjadi pilihan  yang tepat atau sebaliknya?

Hakikatnya Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang berbasis Agama Islam yaitu dimana kegiatan yang ada didalamnya berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah serta kehidupan yang telah diatur dengan nilai-nilai kedisiplinan. 

Pondok Pesantren menjadi alternatif orang tua untuk menyekolahkan anaknya dengan nyaman tanpa terbayang-bayang pertemanan  Remaja yang terlalu bebas seperti saat ini. 

Namun, tidak sedikit pula orang tua yang masih berpikir negatif mengenai Pondok Pesantren  dengan adanya kasus-kasus yang muncul belakangan mengenai Pondok Pesantren. Lantas apakah Pondok Pesantren tetap menjadi pilihan yang tepat atau sebaliknya?

Pada Artikel ini saya akan membahas beberapa hal yang harus menjadi fokus orang tua ketika berniat untuk memondokkan anaknya ke Pondok Pesantren. 

1. Memastikan apakah anak ingin untuk disekolahkan di Pondok Pesantren atau tidak.

Banyak saya temukan baik dari teman ataupun kerabat mengenai hal ini. Kasus santri kabur dari pondok rata-rata disebabkan oleh ketidakinginan mereka untuk menuntuk ilmu di Pondok Pesantren dan kurangnya kemampuan anak untuk beradaptasi. Maksudnya beradaptasi disini adalah kemandirian anak dalam melakukan segala hal secara sendiri. 

Orang tua bisa melakukan diskusi terlebih dahulu dengan anak dan memberi motivasi agar anak tidak merasa takut dan ajari anak pembiasaan dan disiplin kepada anak dari bagaimana mencuci baju, menyetrika, mengepel, menyapu atau cara untuk mengatur waktu (Time Management). Karena itu semua berdampak pada kehidupan anak nanti ketika mereka sudah menjadi santri/wati.

2. Kenalkan kehidupan pesantren kepada anak melalui Blog, Buku atau apapun yang menggambarkan kehidupan Pondok Pesantren.

Alasannya adalah untuk mengenalkan bahwa kehidupan Pondok Pesantren tidak semenakutkan itu dan mengenalkan juga kegiatan yang biasa dilakukan. 

Mengenai kegiatan apa yang umumnya dilakukan oleh santri/wati agar anak dapat berlatih untuk melakukan kegiatan serupa di rumah sebelum masuk ke dunia Pondok Pesantren.

3. Penting untuk orang tua tahu mengenai hal buruk yang bisa terjadi ketika di Pondok Pesantren agar anak dapat berantisipasi.

Menurut saya, ada beberapa hal dalam poin ini yang mungkin cukup tabu namun, ini yang saya rasakan dan saya dapat sarankan untuk orang tua yang memang ingin memasukkan anaknya ke Pondok Pesantren. 

Sebagaimana kita tahu, hidup di Pondok Pesantren bukanlah hidup secara individu namun, hidup bersama dengan teman-teman seperjuangan. 

Dan pasti ada saja barang yang hilang, atau tertular penyakit kulit seperti jamur, scabies atau penyakit kulit lainnya yang diakibatkan oleh kurangnya menjaga kebersihan maka, orang tua dapat memberi pengarahan bagaimana untuk menjaga kebersihan diri agar terhindar dari berbagai penyakit kulit 'khas anak pondok' atau  orang tua bisa memberikan arahan bagaimana agar barang tidak hilang mungkin dengan selalu memberi nama pada barang pribadi atau selalu membuat list barang secara berkala agar anak tahu barang mana yang hilang. 

Dan mengenai pergaulan, saya tahu Pondok Pesantren di rancang sedemikian rupa agar santri/wati bisa belajar agama dengan fokus namun, tidak menutup kemungkinan adanya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi dikarenakan santri/wati nya sendiri. 

Maka, saran yang bisa saya berikan adalah berikan pengertian untuk anak agar pintar dalam memilih teman yang baik  dan berusaha untuk menjauh dari teman yang dapat membawa hal buruk kepada anak.

4. Berikan pengertian anak bahwa belajar di Pondok Pesanren adalah untuk mencari pendidikan bukan yang lain.

Banyak saya temukan bahkan diri saya sendiri bahwa ketika pertama kami seorang anak menginjakkan diri mereka kepondok pasti ketika ditanya jawabannya adalah untuk menuntut ilmu. 

Namun, mondok lebih dari itu. Bukan hanya mencari Ilmu namun, kita juga mencari pendidikan. Pendidikan dimana kita bisa menjadi manusia yang bermanfaat kedepannya.

5. Pilihlan Pondok Pesantren sesuai dengan kebutuhan dan kenali tipe-tipenya.

Banyak orang tua yang mungkin belum mengetahui hal ini khususnya bagi orang tua yang tidak memiliki background Pondok Pesantren sama sekali namun, jangan risau. Akan saya beritahu disini. Ketika orang tua memutuskan untuk menyekolahkan anaknya di Pondok Pesantren maka, orang tua harus menyesuaikan kebutuhan apa yang diperlukan anak dan jenis Pondok Pesantren apa yang cocok. ada berbagai jenis Pondok Pesantren yaitu : 

  • Pondok Pesantren Modern yang berfokus pada pembelajaran agama dan umum serta biasanya menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dan kebanyakan memiliki fasilitas yang berbeda-beda.
  • Pondok Salafi, Umumnya berfokus pada pembelajaran kitab - kitab kuno yang berkutat pada pemahaman agama seperti Fiqih, Aqidah dan lainnya. Dan biasanya di Pondok ini santri/wati menyiapkan makan dengan masak bergilir ataupun berkelompok.
  • Pondok Pesantren Modern Salafi, Pondok ini adalah pondok gabungan dari kedua tipe di atas.
  • Pondok Pesantren Tahfidz, sesuai namanya Pondok ini hanya berfokus pada hafalan Al-Qur'an  dan di sebagian Pondok Pesantren Tahfidz hanya beberapa yang menerapkan pembelajaran di kelas sebagai selingan

Mungkin, masih banyak jenis  pondok Pesantren selain diatas namun, beberapa jenis Pondok Pesantren yang telah dijelaskan adalah Pondok Pesantren yang umunya kita jumpai.

Pilihan Orang tua untuk menyekolahkan sang anak tercinta ke Pondok Pesantren itu merupahakan pilihan yang baik. Namun, harus ada beberapa poin yang menjadi fokus orang tua dalam memasukkan anak ke Pondok Pesantren. 

Niatkan hati orang tua dalam  hal ini untuk menjadikan anak menjadi orang yang berguna dan memiliki bekal agama yang cukup kelak dan lillahita'ala selain itu, jangan lupa jalin komunikasi yang baik dengan anak selama belajar di Pondok Pesantren agar anak bisa berbagi cerita dan pengalaman dengan Orang tua. 

Pilihan untuk memondokkan anak ke Pesantren bukan perkara tepat atau tidak tepat tetapi, semua ini harus disesuaikan dengan kebutuhan yang di butuhkan supaya anak dengan senang belajar di Pondok Pesantren dan Orang tua dengan nyaman menitipkan anaknya ke Pondok Pesantren. 

Semoga Membantu^^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun