Saat ini banyak ditemukan kasus dimana anak di bawah umur sudah melakukan hal-hal yang semestinya tidak dilakukan diusianya. Dan ditambah dengan terpaparnya sosial media dengan mudah membuat sebagian orang tua resah dengan lingkungan pertemanan Remaja saat ini.Â
Perubahan zaman membuat pergeseran yang sangat mencolok yang membuat Remaja saat ini dengan bebas dapat menyari berbagai Informasi dengan mudah melalui Internet bahkan mencari teman secara online dengan mudah di berbagai sosial media tanpa filterisasi yang benar.
Dengan adanya berbagai kasus yang terekspos media atau bahkan melalui keluhan orang tua di sosial media seperti TikTok ataupun Instagram inilah membuat sebagian orang tua khawatir dan resah dengan pergaulan Remaja saat ini.Â
Bahkan, diantara mereka ada yang berkeinginan untuk memilih memasukkan anak mereka ke Pondok Pesantren. Namun, apakah hal tersebut akan menjadi pilihan  yang tepat atau sebaliknya?
Hakikatnya Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan yang berbasis Agama Islam yaitu dimana kegiatan yang ada didalamnya berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah serta kehidupan yang telah diatur dengan nilai-nilai kedisiplinan.Â
Pondok Pesantren menjadi alternatif orang tua untuk menyekolahkan anaknya dengan nyaman tanpa terbayang-bayang pertemanan  Remaja yang terlalu bebas seperti saat ini.Â
Namun, tidak sedikit pula orang tua yang masih berpikir negatif mengenai Pondok Pesantren  dengan adanya kasus-kasus yang muncul belakangan mengenai Pondok Pesantren. Lantas apakah Pondok Pesantren tetap menjadi pilihan yang tepat atau sebaliknya?
Pada Artikel ini saya akan membahas beberapa hal yang harus menjadi fokus orang tua ketika berniat untuk memondokkan anaknya ke Pondok Pesantren.Â
1. Memastikan apakah anak ingin untuk disekolahkan di Pondok Pesantren atau tidak.
Banyak saya temukan baik dari teman ataupun kerabat mengenai hal ini. Kasus santri kabur dari pondok rata-rata disebabkan oleh ketidakinginan mereka untuk menuntuk ilmu di Pondok Pesantren dan kurangnya kemampuan anak untuk beradaptasi. Maksudnya beradaptasi disini adalah kemandirian anak dalam melakukan segala hal secara sendiri.Â
Orang tua bisa melakukan diskusi terlebih dahulu dengan anak dan memberi motivasi agar anak tidak merasa takut dan ajari anak pembiasaan dan disiplin kepada anak dari bagaimana mencuci baju, menyetrika, mengepel, menyapu atau cara untuk mengatur waktu (Time Management). Karena itu semua berdampak pada kehidupan anak nanti ketika mereka sudah menjadi santri/wati.