Mohon tunggu...
Siti Rahmadani Hutasuhut
Siti Rahmadani Hutasuhut Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis puisi, cerpen dan opini sosial-hukum-budaya

Im interested in social phenomena, deep thoughts and mentality

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ibu Syifa (Bagian I)

7 Desember 2019   19:54 Diperbarui: 7 Desember 2019   20:04 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Syifa, ga libur?"

Apakah ada yang salah dengan perkenalan kami dulu? Bahkan aku sudah menyebutkan namaku, nama lengkapku, nama panggilanku, dua kali. Ada rasa sungkan untuk memperbaiki kesalahan Ibu Syifa, sehingga aku tidak menolak ketika dia memanggilku Syifa. Akhirnya aku terbiasa memakai nama Syifa di depan Ibu Syifa. Aku membiarkan kesalahan Ibu Syifa sampai hari ini.

Ada apa dengan nama Syifa? Ada empat orang berbeda yang memakai nama Syifa bergelut dalam satu cerita. Ibu Syifa, penjual di kedai langganan rotiku. Ibu Syifa, anak pemilik kos yang kamarnya aku kontrak pertahun. Kak Syifa, yang sudah pindah dua tahun lalu karena KKN. Aku, yang dipanggil Syifa oleh Ibu Syifa penjual di kedai langganan rotiku.

Sepulang beli roti dari kedai Ibu Syifa sore tadi, aku memutuskan untuk bercerita kepada Ibu kosku yang namanya juga Syifa tentang kesalahan ibu Syifa menamai aku Syifa, besok pagi ketika aku dan dia jogging pagi. Berharap dipertemuan selanjutnya ketika aku singgah di kedai Ibu Syifa untuk membeli roti sepulang kuliah, atau ketika Ibu Syifa yang sedang mengangkat pakaian menegurku di depan rumahnya, dia memanggilku dengan nama yang pernah aku sebut saat awal perkenalan dulu.

Ditulis, 30 November 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun