Mohon tunggu...
Nur Fatikhah
Nur Fatikhah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mimpi yang Berujung Petaka

28 Oktober 2015   20:15 Diperbarui: 29 Oktober 2015   13:45 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

“ Jadi itu Rahasia Kerajaan.”

“ Iya, dan kau harus bisa menemukan Batu Ajaib itu, untuk hari pengangkatan posisiku!”

“ Bagaimana bisa aku menemukan Batu Ajaib itu?”

       Kumang kemudian membisikkan sesuatu kepadaku. Dan aku hanya mengangguk saja untuk menuruti perintahnya. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari Batu Ajaib itu. Aku ingat pertama kali Kumang memberitahuku untuk bertanya kepada Ibunda. Aku memutuskan untuk bertemu Ibunda di ruangannya. Saat di ruangan Ibunda, aku melihat wajah Ibunda semakin kurus dan terdapat tanda warna hitam di area mata. Itu membuatku semakin khawatir akan keadaannya.

       Meskipun keadaan Ibunda seperti itu, aku mau tidak mau harus siap untuk bertanya tentang Batu Ajaib tersebut. Ketika aku bertanya pada Ibunda, Ibunda hanya diam tak menjawab sambil memandangku dengan tatapan sayu. Aku semakin bingung akan keaadaan Ibunda tersebut. Akhirnya aku memutuskan pergi dan mengambil cara kedua bertanya kepada Permaisuri Rikaya. Ketika aku masuk ke ruangannya, aku melihat sebuah belati yang dibungkus dangan kain warna kuning.

       Kemudian aku melihat Permaisuri Rikaya sedng membungkus belati yang satunya dengan warna kain yang sama. Aku ingin bertanya padanya akan tetapi, aku takut mengganggu kesibukannya. Pada akhirnya aku harus menggunakan jalan satu-satunya yaitu bertanya kepada Permaisuri Hayati, saat aku pergi ke ruangannya dia sedang menangis sendirian sambil membawa bunga. Aku yang saat itu telah masuk ke ruangannya merasa tidak enak jika ingin bertanya sekarang. Tetapi inilah jalan satu-satunya agar bisa menemukan Batu Ajaib itu. Aku berusaha untuk bertanya pada Permaisuri Hayati dan Permaisuri Hayati hanya menjawab jika kuncinya untuk dapat menemukan Batu Ajaib itu adalah diri kamu sendiri. Dan hal itu membuatku semakin bingung. Aku mencoba untuk berfikir kembali tentang perkataan dari Permaisuri Hayati tersebut. Sembari keluar dari ruangan Permaisuri Hayati.

       Pada saat yang sama aku bertemu dengan Rama. Saat itu Rama tidak seperti biasanya dia seperti orang yang sedang bingung dengan jalan yang gontai. Aku mencoba untuk menyapanya tetapi Rama hanya berkata:

“ Maafkan Rama Kinanti, kepala Rama sedang pusing. Jika kamu ingin bertanya besok saja!”

“ Baik, Rama.”

       Aku pun memutuskan untuk mencari jawaban tersebut dengan menjelajahi istana, sambil memikirkan apa yang sebenarnya maksud dari perkataan Permaisuri Hayati. Kemudian tak selang berapa lama aku bertemu dengan seorang kakek misterius. Saat itu dia menggunakan baju dalang dengan blangkon berwarna coklat senada. Dia menghampiriku sambil berkata:

“Hei, Cah ayu, oh Cah ayu. Mengapa kowe lha kok bingung ?, Mengapa kowe lha kok bingung?” (dengan menggunakan nada tembang)
(Wahai Gadis Cantik, Oh Gadis Cantik. Mengapa kamu seperti orang yang kebingungan ? Mengapa kamu seperti orang yang kebingungan?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun