Neraca keseluruhan menggambarkan jumlah aliran neto yang dicatat di ketiga kelompok transaksi, yaitu transaksi berjalan, transaksi modal dan selisih perhitungan. Walaupun aliran modal, ekspor dan impor jasa menggambarkan keadaan yang kurang menggalakkan dan memprihatinkan neraca keseluruhan masih menunjukkan gambaran yang semakin membaik. Surplus neraca keseluruhan meningkat dari hampir US$ 4 miliar menjadi lebih US$ 5 miliar. Faktor utama yang menyebabkan arah aliran yang menggalakkan tersebut adalah perbaikan dalam neraca perdagangan yang telah mengalami peningkatan sangat besar. Surplus neraca perdagangan yang besar tersebut mampu menutupi defisit dalam neraca perdagangan jasa dan defisit dalam aliran modal. Surplus yang besar dalam neraca perdagangan menyebabkan pula perubahan neraca transaksi berjalan dari defisit menjadi surplus.
Data neraca pembayaran tahun 2000/01 menunjukkan walaupun neraca keseluruhan dalam keadaan surplus, akan tetapi kedudukannya kurang kukuh. Apabila perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat kembali, impor akan mengalami kenaikan yang pesat. Begitu juga ekspor-impor jasa neto defisitnya akan semakin meningkat. Seterusnya pengaliran modal pemerintah (yaitu kecondongan pemerintah untuk meminjam dari negara lain) belum tentu dapat dikurangi. Apabila hal-hal yang dinyatakan ini berlaku, kedudukan neraca pembayaran yang kukuh hanya mungkin berlaku apabila neraca perdagangan dan aliran modal swasta semakin bertambah kukuh. Menciptakan hal tersebut merupakan tanggung jawab kita bersama pemerintah, administrasi pemerintahan, pengusaha dan juga masyarakat pada umumnya, contohnya, aliran modal bukan saja memerlukan kestabilan politik dan sosial masyarakat. Seterusnya neraca perdagangan yang bertambah baik memerlukan perkembangan ekspor yang pesat. Disamping para pengusaha perlu berusaha ke arah itu, dorongan sangat diperlukan.
G. Pasar Valuta Asing dan Penentuan Nilai Tukar Mata Uang
Pasar Valuta atau yang biasa disebut Valas adalah pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda. Valuta asing merupakan suatu mekanisme di mana orang dapat mentransfer daya beli antarnegara, memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasional dan meminimalkan kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi kurs suatu mata uang. Valuta asing (foreign exchange) adalah mata uang negara lain (foreign currency) dari suatu perekonomian, misalnya valuta asing bagi perekonomian Indonesia adalah mata uang lain selain rupiah, misalnya yen (Jepang), ringgit (Malaysia) dan bath (Thailand). Biasanya mata uang negara-negara lain diperdagangkan dalam suatu negara atau Kawasan ekonomi, bila hubungan ekonomi baik bilateral (antar dua negara) maupun multilateral (lebih dari dua negara), relative baik atau intensif, misalnya ketiga mata uang di atas digunakan atau diperdagangkan di Indonesia karena hubungan ekonomi dengan ketiga negara tersebut relative baik dan intensif tetapi mata uang Brasil tidak diperdagangkan di Indonesia karena Indonesia tidak memiliki hubungan langsung atau intensif dengan Brasil, agar dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi, maka mata uang yang dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang negara lain. Harga tersebut menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain dari rasio pertukaran tersebut adalah nilai tukar (exchange rate). Bila dikatakan nilai tukar rupiah adalah Rp.10.000,00/US$, maka untuk memperoleh satu unit US$ harus disediakan sebanyak 10.000 unit rupiah. Jika kita ingin membeli satu unit komputer seharga US$ 600,00 per unit, maka rupiah yang harus disediakan adalah 6 juta unit. Sederhananya, harga komputer per unit adalah Rp.6 juta. Cara lain untuk menulis nilai tukar adalah dengan menulis berapa harga per rupiah terhadap US$. Bila harga per US$ adalah Rp.10.000,00 maka harga per rupiah adalah 1/10.000 US$ karena penulisannya lebih rumit, maka penulisan yang digunakan dalam buku ini adalah US$ 1,00 = Rp.10.000,00. Pengertian tersebut dikenal sebagai nilai tukar (kurs) nominal (nominal exchange rate). Jadi apabila orang mengatakan kurs di antara dua negara, yang dimaksudkan sebenarnya adalah kurs nominal. Selain nilai tukar nominal, kita juga mengenal nilai tukar rill atau kurs rill (real exchange rate).
 Nilai tukar rill adalah harga relative dari barang-barang kedua negara yang menyatakan tingkat di mana kita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu negara untuk barang-barang dari negara lain. Itulah sebabnya nilai tukar rill disebut juga terms of trade. Misalkan, produk Sepatu yang dihasilkan Amerika Serikat dan Indonesia. Di AS, sepasang sepatu berharga $20,00 dan di Indonesia Rp.100.000,00 untuk sepatu yang sama. Guna membandingkan harga dari sepatu di kedua negara itu, kita mengubahnya menjadi mata uang umum. Jika US$1,00 = Rp.10.000,00, maka harga sepatu AS adalah Rp.200.000,00. Dengan demikian harga sepatu AS dua kali dari harga sepatu Indonesia, atau harga sepatu Indonesia separuh dari harga sepatu AS; Pada harga yang berlaku, kita dapat menukar 2 sepatu Indonesia untuk 1 sepatu AS. Nilai tukar riil di antara kedua negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga di kedua negara jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relatif murah, dan harga barang-barang domestik relatif mahal sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga barang- barang luar negeri relatif mahal, dan harga barang-barang domestik relatif murah.
Pasar valuta asing pada dasarnya adalah jaringan kerja (net work) dari perbankan dan lembaga keuangan yang melalui mata uang dapat saling dipertukarkan, sebagai sebuah interaksi, pasar valuta asing mempunyai analogi dengan pasar-pasar lain seperti pasar barang dan jasa yang telah dibahas dalam teori ekonomi mikro. Pasar valuta asing memiliki beberapa fungsi di antaranya seperti, untuk Transfer Daya Beli (Transfer of Purchasing Power), dalam perdagangan internasional hal ini sangatlah diperlukan karena pada dasarnya untuk menjual atau membeli sebuah barang di luar negeri kita harus menggunakan mata uang yang belaku di tempat tinggal atau negara suatu pihak. Penyediaan kredit yang dimana pengiriman barang antar negara dalam perdagangan internasional membutuhkan waktu, oleh karena itu harus ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman tersebut masuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian di jual kepada pembeli, agar mengurangi Resiko Valas, importir menghindari kemungkinan resiko yang tidak diperkirakan seperti perubahan kurs saat transaksi melalui system ini, di harapkan untuk tidak memberikan dampak buruk terhadap besarnya keuntungan yang telah di perkirakan. Ada beberapa pelaku pasar valuta asing seperti Daelar (Market maker), berfungsi sebagai pihak yang membuat pasar bergairah di pasar uang. Pada umumnya dealer mengkhususkan pada mata uang tertentu dan menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang tersebut, selanjutnya Perusahaan atau Perorangan. Perusahaan atau individu juga dapat melakukan transaksi perdagangan valuta asing (valas). Pasar valuta asing pada umumnya dimanfaatkan untuk memperlancar transaksi bisnis. Contoh kasus dalam hal ini adalah eksportir, importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain sebagainya. Adapun Spekulan dan Arbitrator, orang ini yang akan mengekploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran spekulan dan arbitrator semata-mata uangnya atau juga bisa disebut dengan istilah kegiatan intervensi, kemudian Bank Sentral, pada dasarnya bank sentral melakukan jual beli valuta asing untuk menstabilkan nilai tukar mata uangnya atau juga bisa disebut dengan kegiatan intervesi. Ada juga seorang pialang bertindak sebagai perantara yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Secara tidak langsung Pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan bank di seluruh dunia, kemudian ada juga Pemerintah, yang bertujuan melakukan transaksi valuta asing antara lain untuk membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang lokal.
Timbulnya sebuah permintaan terhadap valuta asing timbul bila penduduk suatu negara membutuhkan barang dan jasa yang diproduksi oleh negara lain, dengan perkataan lain, permintaan terhadap valuta asing meningkat bila impor meningkat. Faktor-faktor yang memengaruhi permintaan terhadap valuta asing terutama adalah harga mata uang asing tersebut (nilai tukarnya), tingkat pendapatan, tingkat bunga relatif, selera, ekspektasi, dan kebijakan pemerintah. Bila nilai tukarnya makin murah, permintaan terhadap valuta asing akan meningkat tetapi selama yang berubah hanyalah nilai tukar, yang terjadi adalah pergerakan di sepanjang kurva permintaan (movement along demand curve). Kurva permintaan akan bergeser (shifting) bila yang berubah impor. Impor yang makin banyak akan menggeser kurva permintaan ke kanan sebaliknya, impor yang makin sedikit akan menggeser kurva permintaan ke kiri. Jika adanya permintaan pasti akan adanya penawaran, begitulah yang dijelaskan dalam ilmu ekonomi. Penawaran terhadap valuta asing meningkat bila negara lain mengimpor barang dan jasa atau ekspor meningkat.Â
Penawaran terhadap valuta asing juga meningkat bila arus masuk modal (capital inflow) lebih besar daripada arus keluar modal (capital outflow), seperti halnya kurva permintaan, kurva penawaran akan bergeser bila faktor-faktor ceteris paribus berubah. Perubahan faktor-faktor cteris paribus tersebut akan menyebabkan perubahan, baik dalam neraca lancar maupun neraca modal, misalnya bila ekspor meningkat, kurva penawaran bergeser ke kanan. Bila arus masuk modal meningkat, kurva penawaran valuta asing juga bergeser ke kanan. Keseimbangan pasar valuta asing akan menghasilkan kurs keseimbangan. Selanjutnya akan ada penentuan nilai tukar berdasarkan Permintaan dan Penawaran, namun tidak semua negara menentukan nilai tukar mata uangnya melalui mekanisme pasar, melainkan melalui keputusan pemerintah (sistem kurs tetap). Keputusan pemerintah tentang kurs ini berlaku temporer (bukan untuk selamanya), artinya pemerintah akan membuat keputusan lagi jika dibutuhkan guna menyesuaikan kurs mata uangnya, yaitu dengan menaikkan nilai tukar mata uang dalam negeri (revaluasi) atau menurunkan (devaluasi). Keputusan pemerintah mengenai revaluasi atau devaluasi ini tetap mengacu kepada harga mata uang di pasaran, hanya saja fluktuasinya dibuat lebih lambat.
Maka, dapat disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa sangatlah penting kita sebagai individu (perorangan) maupun berkelompok (perusahaan swasta, BUMN/BUMD, dll) berpengaruh dalam melakukan kerjasama dalam negeri maupun luar negeri. Berinteraksi dengan Dunia Internasional sangatlah penting, meskipun akan ada dampak positif (keuntungan) maupun dampak negatif (kerugian) yang akan muncul, yang dimana sebuah kerjasama tetap akan ada timbal baliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H