Melihat istrinya berjuang sendirian, Pak Darya pun mencari akal bagaimana ia bisa tetap bekerja mencari nafkah dengan keadaan lumpuh tidak bisa berjalan. Kebetulan kemarin ketua rw setempat memberikannya kursi roda.
Mulai detik ini kursi roda itu akan menjadi teman Pak Darya kemanapun ia pergi. Karena Pak Darya terkenal dengan kebaikan hatinya warga pun tak segan untuk membantu Pak Darya. Dengan kursi roda barunya itu ia harus memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Assalamualaikum Pak Darya, Bu Minah." Ucap Pak Rw
"Waalaikumsalam Pak Rw, silahkan masuk." Balas Minah
"Ini ada sumbangan kecil-kecilan yaitu kursi roda dari warga untuk Pak Darya." Ucap Pak Rw
"Terimakasih banyak Pak Rw." Ucap Pak Darya dan Bu Minah
"Sama-sama bu, pak semoga dengan ini bapak bisa melakukan aktivitas walaupun tidak normal seperti biasanya, kalo begitu saya permisi." Ucap Pak Rw
"Sekali lagi terimakasih Pak Rw." Ucap Minah
Dengan semangat Pak Darya pun berbicara keinginannya kepada Mina untuk menjadi tukang sol sepatu di persimpangan jalan, ia baru ingat dulu sewaktu dikampung bapaknya pernah menjadi tukang sol keliling dan ia mempelajari hal tersebut.
Minah awalnya tidak setuju dengan keinginan Pak Darya tetapi dengan paksaan dari Pak Darya untuk membantu Minah akhirnya Minah pun menyetujuinya. Pak Darya begitu semangat, bahkan Semangat dalam dirinya lebih panas dari lahar gunung merapi.
Karena keadaan Pak Darya yang lumpuh dan mengharuskan beraktivitas menggunakan kursi roda, ia tidak menjadi  tukang sol keliling melainkan diam ditempat. Pada pagi hari ia diantarkan oleh Minah ke persimpangan jalan dan ketika hari akan berganti gelap Minah akan menjemputnya kembali.