Mohon tunggu...
Tiarani Awida 2001126455
Tiarani Awida 2001126455 Mohon Tunggu... Lainnya - Tiarani Awida

Tiarani Awida

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketika Seorang Sahabat Menjadi Pengkhianat

23 Februari 2021   20:53 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:21 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bersahabat 8 orang dan kami bersekolah di SMA 9 Mandau dan kami semua sama-sama kelas XII,  tetapi masing-masing kami berbeda kelas. Aku, Fina dan Indri satu kelas sedangkan Mila, Ulya, Nia, Alisa sekelas dan Kayla sendiri.

Pada suatu hari tepatnya pagi hari waktu jam istirahat, seperti biasaya aku, Fina dan Indri dating ke kelas Alisa. Tetapi bekalangan ini aku dan Indri meerasa mereka kok berbeda ya? Dan aku ngomong sama Indri.

  "Ndri, kamu ngerasa aneh gak?" Tanya aku.

  "Iya ya Ran, mereka kok diam-diam aja ya?" jawab Indri.

Dan disaat itulah aku sama Indri ngerasa aneh, mereka berubah banget. Terus aku sama Indri dan Fina nanya dong ke Alisa orangnya kenapa.

  "Sa, mereka ada masalah ya sama kita? Kok sikap mereka aneh dan ngeliat kita tu sini banget." Tanya aku, Indri, Fina.

  "Hmm, entahlah akupun gatau, tiba-tiba aja mereka diamin aku dikelas, Mila pun pindah duduk, biasanyakan dia duduk sama aku" jawab Alisa.

  "Ooh, terus kenapa ya orangnya diam-diam gitu sama kita" ucap Indri.

Dan keesokan harinya, sampai seterusnya seperti biasa aku, Indri dan Fina jemput Alisa ke kelasnya dan pergi ke kantin dan kemana-mana berempat. Kebetulan Alisa lagi dekat dengan teman sekelasnya namanya Raihan dan Indri dekat dengan teman sekelasnya juga namanya Nanda dan kebetulan Raihan dan Nanda teman dekat juga dan berteman lama. Pas banget yaa, hehehe.

Beberapa hari kemudian permasalahan kami pun terbuka. Waktu itu Nia buat story di whatsApp yang isinya tu seperti menyindir dan Alisa pun merasa. Ternyata Fina ngechat Nia stelah ngelihat story WhatsApp nya dan ternyata Nia emang menyindir Alisa dan Fina pun menyampaikan itu ke Alisa dan Alisa pun mengechat Nia dan disanalah permasalahan mulai tau.

Keeseokan harinya aku, Fina, Indri, Alisa, Raihan dan Rizky akan pergi ke acara pernikahan saudaranya Rizky. Oh iya, Rizky itu teman dekat aku ya, hehehe. Sepulangnya dari acara pesta itu kami ingin menjumpai Mila kerumahnya dan kebetulan Mila ada dirumah, tepatnya sore hari dan Alisa dan Mila beradu mulutlah disitu.

Dan sepulang sekolah siang hari disanalah kami berjadi untuk berkumpul semua untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini.

 
"Apa masalah aku sama kamu Nia?" Tanya Alisa

"Kok kaya gitu kamu sama aku saa? Kok kamu bilang sama orang-orang tentang keluarga aku? Gak nyangka aku kamu kaya gitu padahal kita berteman udah lama" jawab Nia

"Mana ada Nia, kesiapa aku bilang?" Tanya Alisa

"Jujur ajalah kamu, kesiapa kamu bilang?" jawab Nia

Dan teruslah berdebat disana ada sekitar kurang lebih 2 jam. Disanalah perseteruan makin memanas disaat itu aku disuruh pulang ditelfon ibu karrena hari udah menjelang sore dan aku gak tau gimana kelanjutannya.

Besoknya disekolah aku tanya ke Indri gimana akhirnya, ternyata udah baikan, dan baik-baik gitu aja. Akupun lega dengarnya kami pun bermain bersama lagi ya walaupun rasanya udah beda gak seasiknya dulu, tapi gapapa akhirnya bisa baikan lagi.

Ya sebenarnya permasalahannya itu disini ada kesalahpahaman dan ada yang ngadu domba gitu. Jadi gini waktu kelas 1 SMA itu aku, Mila, Alisa, Indri, Fina dan Kayla satu kelas di kelas X IPS 4. Waktu kelas 1 malahan kaya aku yang dimusuhin, Mila, Alisa dan Indri bersahabat bertiga dari kelas 1, selalu bertiga dan terkenal, mereka anak yang pintar sih, apalagi si Indri pintar banget aku suka banget sama dia. Aku pas saat itu kaya gak punya temen cewek dan banyak dekatnya sama cowok, palingan temen cewek aku ya teman sebangku aku. Sampai-sampai saat pembuatan kelompok dikelas aku tu yang pintar sama yang biasa aja tu kelihatan bedanya. Karena dikelas aku tu tipe gurunya emang sering nyuruh cari kelompok sendiri gada yang dipilihin gurunya sendiri. Yaa jadi yang pintar ya sama yang pintar, yang punya geng ya sama teman-teman gengnya, yaudah yang biasa-biasa aja yaa terserah mau gimana. Jadi aku sama teman yang sama nasibnya kayak aku pernah protes ke guru.

"Buk, kelompoknya ibuk aja yang milihin buk, biar adil buk!" ucap aku.

"Iya? Jadi gimana ibuk yang milihin atau kalian pilih sendiri?" ujar bu guru.

Dan teman-teman kelas aku malah banyak yang minta pilih sendiri, apalagi yang bertiga itu (Mila, Alisa, Indri) suara mereka paling keras minta pilih sendiri. Ya sesuai keputusan yang menang ya dengan suara terbanyak kan.

Yaudah pada saat kelas 1 itulah aku ngerasa minder, kesal, pokoknya semuanya. Tapi walau bagaimana pun tetap harus aku jalanin. Dan kebetulan aku dekat dengan Rizky semenjak kelas 1 SMA dan teman sebangku Rizky itu teman aku namanya Fildzah, panggil Ijong aja ya, aku ga tau kenapa Ijong tapi orang-orang manggil dia dengan sebutan itu, agak lucu siih. Jadi aku sering banget main sama Ijong pulang pergi sekolah sama dia, deket banget lah. Sampai-sampai ada konflik dan aku ga tau apa masalahnya, tiba-tiba sepulang sekolah si geng bertiga itu sama temen dikelas aku beberapa ngelabrak si Pijah dong dan aku kaget.

Tiba-tiba Indri dorong Ijong.

"Kau kenapa ha? Apa masalah aku sama kau? Sampai kau jelek-jelekan aku" ucap Indri

"Mana ada, mana ada" jawab Ijong sambil menangis

Dan aku bingung disana, mau ngomong takut salah kan, aku ga tau apa permasalahannya, yaa jadi aku diam aja ngikutin alurnya.

Dan tiba-tiba temen aku yang namanya Winda juga ngelabrak dia

"Kau juga punya masalah apa sama aku? Munafik kali kau, depan kami kau buruk-burukan Tiara didepan Tiara kau buruk-burukan kami" ujar Winda

Dan aku langsung bingung, ini kok malah bawa-bawa aku sih. Tapi aku tetap diam ga komentar, aku cuma bilang "Udahlah udah, selesaikan baik-baik"

Ya Ijong ngejawab dengan jawaban yang sama "Mana ada" sambil menangis.

Ijong akhirnya turun ke bawah dan kebetulan ada kakaknya dilapangan basket Ijong langsung nyamperin kakaknya sambil nangis padahal cuaca lagi gerimis. Dan aku gak tau apa yang dibilang Ijong dengan kakaknya, karena aku bediri sama si Winda didepan kantor majelis guru. Lalu Winda bicara ke aku

"Tiara kok mau main sama dia? Dia tu munafik, asal Tiara tau ya di depan kami Tiara dijelek-jelekannya, banyak tau parah-parah yang diceritainnya. Tiba didepan Tiara dijelek-jelekannya kami (Winda, Nisa, Intan). Itu makanya dia pindah tempat duduk malas kami main sama dia lagi gara itu" ucap Winda

Dulu sih emang iya Ijong ni temannya sama mereka sebelum ke aku, dan aku ngejawab pertanyaan Winda dong.

"Masa iya Win? Ntahlah aku gk tau, selama aku main sama dia baik-baik aja kok" jawab aku.

"Ha itulah Tiara gak tau kan, bodoh Tiara tu bodoh mau percaya sama dia" ujar Winda

Tapi walaupun begitu aku masih berteman baik sama Ijong, ya karena dia emang ga pernah jahat sama aku, baik kok orangnya. Mungkin dia kayak gitu dia butuh banyak teman mungkin yaa.

Masa-masa kelas satu pun berlalu akhirnya aku bisa melewatinya, seneng banget siih.

Akhirnya aku dan teman-teman naik kelas dua, dan kelasnya diacak dong. Akhirnya aku tau kelas aku, aku dapat kelas yang sama kayak kelas satu kelas XII IPS 4. Terus aku nyar dong siapa yang sekelas sama aku, tapi beda semua Ijong pun beda ternyata dan ternyata Indri chat aku dong

"Tir, kamu dapat kelas berapa?" tanya Indri

"Aku IPS 4 ndriii" jawab aku

"Eh iya? Sama kita, yaudah besok kamu duduk sama aku yaa? Pliss, gak ada teman aku do, yaa duduk sama aku yaa?" ucap Indri

"Eh aku rencana mau duduk sama Muthia Ndrii, aku gak enak sama dia nanti" jawab aku

" Eh sama aku ajalah Tir, kelas satu kan udah kamu sama dia, ayolah duduk sama aku aja yaa!" ucap Indri

"Hmm okelah Ndrii" jawab aku

Semenjak kelas dua ini kami berpencar semua, aku, Indri, Fina sekelas di IPS 4 sedangkan Mila, Alisa dan Ijong sekelas di IPS 5. Dan dah mulai masuk kelas dong, aku beneran sebangku sama Indri, aku baru datang aja dia langsung gandeng aku biar ga lari mungkin yaa. Aku sama Indri nyari tempat duduk yang enak yang deket kipas jadi kami duduk nomor 3 dari depan pas dibawah kipas. Aku sebenarnya canggung sebangku sama dia karena secara kelas satu gak dekat kan, tapi ya gimana dianya ngajak satu tempat duduk. Makin kesini makin deket dong kami setiap jam istirahat kami berdua terus dan dia selalu ngajakin aku ke kelas IPS 5 tempat gengnya, aku makin canggung dong, ternyata makin kesini kami makin dekat udah sering pergi bareng, punya grup bareng dan aku masuk ke persahabatan mereka, seneng banget dong gak pernah aku kepikiran sampai sini, gak nyangka banget.

Dan pada suatu hari kami semua ke kantin bareng, ada aku, Indri, Fina, Alisa, Mila dan Ijong. Disana kami cerita jujur-jujuran ni, mereka jujur sama aku kalau mereka pernah ga suka liat aku bencilah tibanya di kelas satu, aku gaa kaget sih, soalnya udah kelihatan dari dulu. Tapi belakangan ini Mila jarang main sama kami karena dia udah mulai bucin (istilah budak cinta) jadi udah susah diajak main, parah banget bucinnya sampai-sampai guru udah pada tau dan sempat kena tegur tapi tetap aja gak berubah. Kami pun dah sering bilang sama dia tapi dia ga dengarin, yaudah sekarang terserah dia kdang kami dah malas ketemu dia. Dan dia deket sama teman sekelasnya udah ga sama kami lagi semenejak itu berubah dia, nama temannya itu Ulya sama Nia. Semenjak itu persahabatan kami mulai renggang dengan Mila. Sempat cekcok terus baik lagi, cekcok terus baik lagi sampai kami naik ke kelas tiga dan kelasnya di acak lagi, alhamdulillahnya aku sekelas lagi sama Indri dan Fina. Alisa sama Mila sekelas lagi.

Semenjak kelas tiga kami sekarang berempat aja, karna Mila udah susah diajak main. Malahan dia buat geng gitu sama Nia sama Ulya, ya kami gak masalah sih. Semenjak itu lah kesalahapahaman silih berganti. Rupanya si Mila yang berulah, dia mengatakan yang tidak-tidak ke Nia dan Ulya tentang Alisa. Mila seperti mengadu domba Alisa dengan, jadi itulah penyebabnya. Mila jadi sahabat yang menghianatin sahabatnya sendiri.

Menurut aku Mila seperti itu karena merasa dilupain, butuh perhatian dari orang-orang terdekatnya. Tapi ya ga wajar kalo dia ngadu domba sahabatnya sendiri.

Pesan aku sebaiknya apabila ada kesalahpahaman atau ada yang ngeganjal dihati lebih baik katakan langsung ke orangnya, itu lebih baik. Daripada mengatakan yang tidak-tidak dibelakangnya ke orang lain apalagi ke sesama sahabat itu yang membuat persahabatan pecah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun