"Atas nama siapa?"
Lalu aku jawab, namaku.
Matanya berbinar. Mulutnya berbentuk bulan sabit.
Tangannya dengan cekatan mengambil sebuah gelas plastik.
"Oke, nama kakak ya!"
Namaku sering dipakai orang. Tidak spesial. Tapi, jika salah mendengar,
itu bukan namaku lagi.
Lalu aku ulang, namaku.
"Iya siap, namanya nama kakak ya!" sambil ia manggut-manggut.
Namaku mudah ditulis dan dieja, Tapi, jika salah mendengar,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!