Discernment pribadi dalam konsolasi tinggi. Ada orang yang dengan jelas mendapat petunjuk dari Tuhan dan mendapatkan konsolasi (hiburan rohani) besar dari Tuhan di dalam batinnya. Hal ini didapat dengan cara berdoa dan dekat dengan Tuhan.
Discernment dengan membayangkan diri sebagai penasihat. Tidak asing lagi cara ini. Seseorang memposisikan diri sebagai penasihat rohani bagi orang lain. Nasihat yang diberikan tentu yang terbaik bagi diri orang lain.
Discernment dengan membayangkan diri akan meninggal. Membayangkan diri berada di depan Tuhan dan sebentar lagi akan meninggal.
Proses sesudah pemilihan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mempertanggungjawabkan pilihan. Selain itu, yang memilih harus siap akan dua kemungkinan, yaitu pilihan berkembang menjadi semakin baik atau berjalan dengan tidak mulus alias gagal. Maka, hati-hati, karena akan banyak godaan muncul.
 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam discernment bersama
Kemampuan discernment pribadi; kesadaran bahwa proses tidak mudah dan lama; setiap anggota dapat diberikan visi misi, interest, tujuan hidup, proyek, keyakinan, dan kesepakatan dasar yang sama, anggota harus terbuka terhadap variasi cara, jalan, dan sarana; keterbukaan dalam komunikasi kepada yang lain; berdoa dan berelasi dengan Tuhan; minta bantuan pada narasumber; dan terbuka satu sama lain akan persoalan yang hendak dicermati bersama.
Proses discernment bersama
Saat melakukan discernment bersama, setiap anggota mesti berdoa mohon bantuan Roh Kudus, saling mengungkapkan bahan pemilahan, refleksi masing-masing, sharing unsur yang mendukung dan tidak, berdoa kepada Tuhan, sharing pengalaman doa, ambil keputusan, dan bersyukur pada Tuhan.
Contoh kisah Kitab Suci yang dapat menjadi referensi adalah pemilihan Matias pengganti Yudas (Kis 1:15-26) dan persoalan tentang sunat atau tidak ketika ingin menjadi pengikut Yesus Kristus (Kis 15:1-21).
Hal-hal lain yang mempengaruhi pemilihan
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pemilihan, antara lain tingkat kedewasaan seseorang. Orang dewasa dapat berpikir lebih tenang, berani, kritis, seimbang, merumuskan pilihan, dan mempertanggungjawabkan pilihannya sendiri.
Pendidikan juga punya pengaruh. Orang dengan pendidikan tinggi dan maju akan lebih matang dalam mengambil keputusan. Sementara orang yang punya pendidikan rendah akan kesulitan dan lama mengambil keputusan.
Ternyata, kompleksitas persoalan juga perlu diperhatikan. Persoalan yang kompleks akan diselesaikan dengan lebih serius dan orang yang sedang mengahadapinya harus mampu menganalisis unsur-unsur yang terkait.
Untuk itu, diperlukan kerendahan hati untuk belajar dari pengalaman orang lain yang barangkali pernah berhadapan dengan persoalan yang serupa. Perlu diperhatikan, bahwa sejak dini setiap orang harus dididik memilah keputusan.