Pikiran bisa saja bertentangan dengan isi hati seseorang. Untuk itu, perlu diketahui 3 lapis perasaan hati (Wolff) agar dapat memutuskan dengan baik. Pertama, perasaan lapis luar yang mudah tergerak dan berubah. Kedua, lapisan terdalam yang merupakan inti jiwa, kebahagiaan, dan kebenaran terdalam. Ketiga, lapisan tengah yang kadang kontras dengan lapisan atas.
Unsur ketiga adalah nilai. Dalam discernment, seseorang harus memperhatikan nilai-nilai yang kompleks. Seperti nilai kebahagiaan hidup, adat, institusi, dan lingkungan sekitar.
Unsur yang terakhir adalah waktu. Untuk mengadakan pemilihan, dibutuhkan waktu yang lebih lama dan cukup.
Sikap yang perlu dalam discernment
Bahan pemilihan. Bahan perlu dirumuskan dengan jelas dan tegas, baik atau paling tidak netral! Artinya, pilihan tidak kabur karena akan menghamburkan waktu dan membuat seseorang dilema. Juga, pilihan harus terarah kepada kebaikan bukan kejahatan moral.
Sikap indifferent, seimbang, atau bebas. Sikap indifferent berarti sikap tidak menyukai atau membenci sesuatu lebih dari yang lain (netral). Boleh juga dikatakan, bahwa dalam memilih, perlu bersikap seimbang agar kemudian, seseorang dapat dengan bebas memilih satu dari beberapa pilihan yang sedang dipertimbangkan.
Namun, sering terjadi seseorang tidak seimbang dalam proses pemilihan. Hal ini terjadi karena emosi yang tidak teratur, desakan atau tekanan psikologi dari luar, suasana batin yang keruh dan penuh kedosaan, dan rasa takut.
Semangat lepas bebas. Sikap ini menandakan seseorang tidak terikat pada pilihan-pilihan yang tengah dipertimbangkan. Sehingga, kalau tidak cocok, ia dapat meninggalkan atau tidak memilih pilihan tersebut.
Kemampuan membedakan roh. Kemampuan ini ditandai dengan kepekaan hati untuk sanggup mencari dan mengenal roh yang baik dari roh yang jahat. Dengan ini, seseorang tidak keliru atau tertipu dalam mengenal roh.
Kesadaran dan sensibilitas. Umumnya, manusia akan menggunakan otak dan pikiran dalam memilah. Untuk itu, diperlukan kesadaran yang tinggi agar keputusan atas satu pilihan lebih objektif. Akan tetapi, kekuatan pikiran perlu diseimbangkan dengan sensibilitas hati atau afeksi yang peka.
Cinta dan rahmat Tuhan. Pilihan yang hendak diputuskan selalu terarah kepada kehendak Tuhan. Untuk itu, diperlukan kesadaran untuk mengenali cinta dan rahmat Tuhan yang tersembunyi dalam setiap pilihan. Yang dapat sampai pada langkah ini adalah mereka yang dekat dengan Tuhan.
Proses discernment pribadi
Discernment pribadi dalam situasi biasa. Dapat dilakukan dengan cara tenang, ingat tujuan hidup, mendalami bahan pemilahan, mohon penerangan dari Tuhan, mengolah unsur objektif dalam pilihan, melihat alternatif terbaik, berdoa (hati) bukan hanya satu kali, dan mengulangi metode ini sampai suara hati menuntun kepada pilihan yang terbaik.