Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Demi Indonesia, Lakukanlah yang Terbaik Bu Risma!

15 Januari 2021   22:33 Diperbarui: 15 Januari 2021   22:41 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tri Rismaharini. Ia seorang wanita pertama yang menjabat Walikota Surabaya selama dua periode: 2010-2015 dan 2015-2020. Tapi, karena kinerjanya yang gilang-gemilang, Pak Jokowi memilih dan mengutusnya menggantikan Juliari P Batubara (tersandung kasus korupsi) menjad Menteri Sosial (Mensos). Maka, pada 23 Desember 2020 di Istana Negara, sahlah Risma menjadi Mensos karena dilantik oleh RI 1 bersama 5 menteri lainnya.

"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar" (Lukas 16:10)

Tidak tanpa alasan, Bu Risma dihunjuk oleh Pak Jokowi mengemban tugas menjadi Mensos. Saya pikir, kutipan Kitab Suci di atas relevan dengan kinerja Bu Risma.

Pertama, ia telah setia menunaikan amanah rakyat. Kedua, ia telah berusaha mendengarkan suara hati dan hati nuraninya untuk bekerja demi pelayanan bukan kehormatan.

Ketiga, ia telah berusaha setia mengerjakan hal-hal kecil (konteks Surabaya) selama menjadi Walikota Surabaya dan dinilai memuaskan, meski tidak untuk semua orang tapi lebih dominan yang senang. Keempat, entah hujan, badai, taufan yang mencoba menghalangi pekerjaannya, ia tetap setia pun jika hal tersebut dikonotasikan kepada mereka yang tidak suka dengan Bu Risma sendiri.

Program harus jalan. Rakyat harus diperhatikan. Indonesia harus bangkit dan bergerak!

Sejenak, supaya tidak terkesan melebih-lebihkan atau hoaks, kompas.com sendiri telah menguraikan sejumlah prestasi yang menjadi perkara kecil, yang telah diusahakan olehnya:

1. Ketika masih menjadi Kadis Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Bu Risma beserta jajarannya telah berhasil mengurangi volume sampah di Surabaya; 2004 sebanyak 264.000 meter kubik perbulan, menjadi 261.000 pada 2005, dan 161.000 meter kubik pada 2006.

2. Berkat kerja keras bersama jajarannya, pada 2012 saat telah menjabat Walikota Surabaya, Bu Risma berhasil membawa Surabaya dan rakyat menjadi kota yang terbaik dalam mengelola lingkungan versi Citynet.

3. Pada 2014, Bu Risma masuk dalam 26 kandidat walikota terbaik sedunia versi World Mayor Prize.

4. Secara berturut-turut mulai 2011-2018, berkat kerja keras bersama timnya, Bu Risma menjadikan Surabaya meraih penghargaan Adipura. 

5. Menurut saya, di balik kesuksesan di kancah nasional dan internasional, Bu Risma pasti menjadi seorang ibu rumah tangga yang luar biasa di keluarganya. Biasanya, orang yang telah bisa mengorganisir sebuah keluarga kecil, ia tentu dapat diandalkan (tentu dengan latihan dan kerja keras) untuk mengorganisir kelompok-kelompok keluarga yang jauh lebih banyak dan luas.

6. Atas dasar rekam jejak kinerja Bu Risma, Pak Jokowi 'menghadiahkan' suatu tugas yang jauh lebih besar, berat, dan penuh tantangan kepadanya untuk memperbaiki kinerja Mensos sebelumnya dalam memajukan kesejahteraan sosial masyarakat Indonesia. Congrats Bu Risma!

"Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!"

Quote legendaris dari John F. Kennedy di atas saya pinjam dulu dan coba untuk mengkaitkannya dengan kinerja Bu Risma. 

Kiranya sudah cukup terang, bahwa usaha yang dilakukan oleh Bu Risma di Surabaya adalah bukti cintanya kepada negara ini. Ia tidak tinggal pada pertanyaan apa saja yang telah negara berikan kepadanya. Ia sudah tahu. Tapi, dengan sikap nasionalis, ia mencoba mewujudnyatakan pengabdiannya kepada negara dan masyarakat pelayanan yang komprehensif. 

Kiranya, poin ini masih sungguh lemah dalam diri masyarakat Indonesia. Bukan hanya pemerintah, tetapi kaum awam belum total dan berjibaku untuk mengaplikasikan kecintaan kepada Indonesia ini. Untuk itu, tidak heran bahwa masih sering terjadi korupsi, penyelundupan narkoba, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan SARA.

Ibarat lintah, mau sedot sebanyak-banyaknya dan tidak mau memberi. Seandainya sudah lebih banyak masyarakat Indonesia yang sadar, mau diajak kerja sama, dan punya semangat nasionalis dan militan untuk memajukan Indonesia, negara ini sudah lebih maju, makmur, dan teratur di mata dunia.

Itulah tugas bersama.

Kita patut senang dan bangga melihat beberapa tokoh pemerintahan yang kian hari kian tampak kerja kerasnya membangun Indonesia. Pak Jokowi dan teman-temannya perlahan tapi pasti memunculkan orang-orang nasionalis dan militan mengabdi masyarakat dan negara, salah satunya Bu Risma ini.

Selekas dilantik menjadi Mensos, ia langsung bekerja. Ia berkontak dengan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia mengurus bansos dan penyalurannya di 2021. Selain itu, Bu Risma coba lakukan blusukan di daerah kumuh di Jakarta hingga menuai ragam kritik dan pandangan negatif, yakni rekayasa dan pencitraan.

"Yang baik, tidaklah selalu baik di mata orang"

Ungkapan populis tersebut bisa kena dengan kerja Bu Risma. Apa yang baik yang telah dilakukannya belum tentu baik di mata orang lain. Karena memang demikianlah adanya bahwa: manusia memiliki daya kritisisasi terhadap suatu fenomen. Ada hasrat untuk selalu mengafirmasi atau menegasi apa pun, termasuk kebaikan. 

Selain itu, perasaan emosional yang tidak simpatik dengan orang lain bisa menutup akal sehat. Apalagi, orang yang berpandangan seperti ini merasa terusik atau terpojokkan dengan kehadiran orang lain yang lebih baik, kreatif, dan enerjik. Yah, demikianlah persaingan di antara manusia. Persaingan yang sehat vs tidak sehat; positif vs negatif.

Walaupun mendapat segudang isu miring atas kerjanya, Bu Risma tetap melakukan apa yang baik, yakni menyelamatkan sebanyak-banyaknya  masyarakat Indonesia yang sungguh butuh bantuan. Sungguh semangat militan dan nasionalis. Good Job!

"Tetaplah Berjuang demi Surabaya dan Indonesia, Bu Risma!"

Akhirnya, saya tetap mengapresiasi niat baik Bu Risma untuk memajukan bangsa Indonesia ini. Entah itu penyaluran bansos dan blusukan yang menuai kontroversi, yang penting niat baik dan kerja yang tulus adalah dasar dan cita-cita luhurmu.

Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa yang tahu. Kami berharap, semoga, apa yang telah dilakukan dan akan dilakukan Bu Risma adalah cerminan ketulusan hati, sikap nasionalis, dan militansi yang tangguh yang ditunjukkan oleh seorang wanita Indonesia.

Tugas itu bukan lagi di Surabaya saja, tetapi sudah di seluruh Indonesia. Meski, Bu Risma memulainya dari jantung Indonesia, agar jantung tidak sakit dan lemah, tapi kami yakin bagian-bagian dari tubuh Indonesia ini akan dijamah dan dikembangkan sesuai norma aturan dan nilai-nilai spiritual humanis. Tetaplah berjuang, kami mendukungmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun