Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Siapa Saja Berpotensi Menjadi "Ibu" bagi yang Lain

21 Desember 2020   15:10 Diperbarui: 21 Desember 2020   15:22 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi "ibu" bagi yang lain bisa dilakukan juga dengan suatu bentuk kesetiaan dalam relasi. Tidak bisa dibayangkan jika seorang ibu tidak setia dengan keluarganya. Tentu keluarga itu akan cepat berantakan (broken home). 

Setidaknya, faktor yang mempertahankan suatu rumah tangga tetap bertahan adalah kesetiaan si ibu memperhatikan si ayah dan anaknya. Ia setia memasak dan berbelanja, membersihkan rumah, dan lain sebagainya. Untuk setia tidak mudah, dibutuhkan kesabaran. Seorang ibu harus sabar dalam rutinitas harian, menghadapi gejolak keluarga yang silih berganti datang menghampiri, mendoakan keluarganya, dan mendidik anaknya.

Masih ada hal menarik yang perlu dipelajari dari ibu, yakni memiliki pemahaman yang bagus. Jika seorang ibu tidak bisa memahami karakter suami dan anaknya, di dalam keluarganya akan sering muncul perkelahian. Keluarga itu tidak akan rukun. Setiap hari ada perang. Setiap saat ia akan mempersalahkan keluarganya. Maka, kiranya sikap ini juga perlu dipelajari dan diajarkan kepada siapa pun.

Maka, seseorang bisa menjadi "ibu" kepada yang lain bila ia berbagi kasih dan memberikan waktu untuk memperhatikan sesama. Sikap lemah lembut mau mendengarkan orang lain serta tulus dalam bergaul akan membuat relasi dengan orang lain semakin damai. 

Perhatian kepada yang lain juga mesti didasarkan pada ketulusan, kesetiaan, dan kesabaran dalam menghadapi dinamika relasi. Sekali lagi, keutamaan seorang ibu ini bukan hanya milik kaum perempuan atau ibu, tetapi laki-laki atau bapak pun memiliki keutamaan ini. Masalahnya, apa-apa saja yang sudah berkembang dan sejauh mana itu berkembang?

Tantangan dan Peluang

Tidak mudah memiliki sikap keibuan. Jangankan kaum laki-laki, kaum perempuan saja yang dominan mewarisi sikap ini belum tentu sudah mengembangkannya dengan baik. Tentu ada penyebabnya, antara lain:

1. Tidak dibiasakan dan membiasakan diri untuk keutamaan itu.

2. Lingkungan masyarakat yang kurang kondusif dalam membentuk karakater seseorang sejak kecil.

3. Perasaan minder, terutama kaum laki-laki, karena takut dicap sebagai banci.

4. Tak mau tahu dengan orang lain. Bisa jadi ia pun tidak mau tahu dengan dirinya sendiri. Bila seseorang sudah mampu mengaplikasikan untuk dirinya sendiri keutamaan seorang ibu, ia pasti mampu mengaplikasikannya kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun