Mohon tunggu...
Erwin Basrin
Erwin Basrin Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas dan Bekerja di Akar Foundation

Aku ini adalah seseorang yang berharap menjadi jutaan rintik hujan yang turun di sore hari….Sebuah rintik hujan yang sederhana!!!, kesederhanaannya dalam menyapa, kesederhanaannya dalam memberikan kesejukkan dan kesederhanaannya dalan memainkan denting gerimisnya..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memahami Dualisme dan Ketegangan-ketegangan dalam Agama

21 November 2017   14:16 Diperbarui: 21 November 2017   14:45 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hanya pemikiran holistiklah yang dapat mengembalikan kelenturan yang dituntut  oleh tugas ini, demi keberhasilannya dalam membebaskan pandangan gerakan nalar abadi dari kelusuan, penafsiran-penafsiran yang berhenti, dan tambahan disana-sini karena campur tangan perangkat dan kehendak manusiawi. 

Dengan demikian hanya, pemikiran sejarahlah yang mengajarkan kepada manusia atas tindakan yang benar sesuai dengan keluhuran martabat dan kahalusannya, yang dapat menjinakan kecongkakan teologis dan ilmiahnya. Ini bukanlah proses yang mudah dilakukan, atau senantiasa merupakan proses yang menyenangkan. 

Pengalaman menunjukan betapa mendalamnya unsur emosi mempengaruhi semua pemikiran kita, betapa ia senantiasa menganggu upaya dan penilaian kita terhadap berbagai fakta, betapapun ketatnya kita berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya, dan betapa ampuhnya ia membelokkan perhatian kita kepada sesuatu yang tidak ingin kita lihat. 

Jika meminjam Karl Mannheim, dalam sejarah umat manusia belum pernah ada yang mampu mempertahankan suatu tingkatan budaya yang pernah dicapainya tanpa menjaga kesinambungannya dengan para pengemban warisan kultural sebelumnya dan dengan cara-cara mereka untuk merasionalisakan dan meningkatkannya.

Akhirnya, dari ketegangan-ketegangan yang terjadi dapatkah kita mengamati petunjuk-petunjuk atas adanya gerakan dalam pemikiran Islam dan agama ke arah yang lebih baik? Memang petunjuk itu sedikit sekali, tetapi ada. Tetapi yang tidak ingin kita lihat berapa di permukaan, kalangan ortodoks tampaknya tengah mengerahkan kemampuan mereka untuk merumuskan suatu ajaran, stigmatisasi atas pribumi, non muslim, 212 dan seterusnya bisa jadi sebagai implementasi "panteisme." 

Namun, karena kekakuan dan tuntutannya untuk berkompromi dengannya, ternyata bertentangan tidak hanya dengan pandangan revolusioner dari para "pembaharu" tetapi juga bahkan bertentangan dengan watak tradisi Islam yang penuh toleransi. Tetapi boleh jadi ekses dari formalitas kaum ortodoks ini sendiri merupakan suatu tanda yang mengkhawatirkan. 

Sehingga, kita harus membuang kerangka dualistik pengetahuan yang menjebak nalar melawan imajinasi, sejarah melawan mitos, benar melawan salah, baik melawan buruk dan akal melawan iman. Kita harus mempostulasikan corak rasionalitas yang berubah dan menyambut baik, corak rasionalitas yang konsisten dengan operasi-operasi psikologis yang oleh Al Quran di tempatkan di dalam kalbu dan yang oleh antropologi kotemporer dicoba untuk diperkenalkan kembali di bawah label citra.  

1Transenden, berasal dari bahasa Latin Transcendere adalah kondisi berada di luar lawannya adalah imanen, dalam metafisika dan teologi, Tuhan dikataakan transenden dalam hal sempurna, tidak dapat dipahami, jauh dari alam dan tidak terikat dengan manusia biasa.  

2Antroposopfisme adalah sistem ajaran religio-politik, terdiri dari berbagai macam unsur, termasuk neo-teosifi, reinkarnasi, okultisme (simbolisme warna-warna).

3Apologi atau apologetika yaitu ucapan atau tulisan untuk membela diri, dalam ilmu agama apologi dimaksudkan sebagai usaha untuk membuktikan bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain bahwa agamanyalah yang baik.

4Panteisme dalah kepercayaan yang menyataan bahwa segala sesuatu adalah tuhan atau tuhan adalah segala sesuatu, yakni memasukkan segala sesuatu ke dalam tuhan dan mengingkari personalitas kepada tuhan atau sesuatu yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun