Membangun Harapan Baru – Nusantara
(Para Ksatria penuhi janjimu)
—”Membaca sebuah pesan untuk Para Penjaga Nusantara Sang Ksatria alam”—-
Wajah dunia (negara dan bangsa) dipenuhi kesulitan
wajah negeri ini penuh masalah dan kesusahan
bahkan banyak yang telah kehilangan api
yaitu HARAPAN,
Hilangnya Harapan
Harapan tentang Bangkitnya Nusantara Jaya
Para Ksatria alam tetaplah teguh
Para pemilik jiwa pencinta negeri ~Para Penjaga Nusantara~
jangan pernah hilang harapan
bahkan -- berkurang sedikitpun jangan
ukur, letakkan dan tetapkan harapan paling tinggi untuk negeri tercinta
Menjadikan tanah negeri ini sebagai sepotong tanah syurga di negeri Katulistiwa
Firdaus Katulistiwa .. Zamrud Katulistiwa
biarkan siapapun (mereka) menganggap ini sebuah mimpi
biarkan mereka (semua) menyatakan ini hanyalah khayalan
terus teguhkan keyakinan tentang sebuah harapan baru
NEGERI INDAH NUSANTARA (Baru)
lakukan dalam jiwa, lakukan di dalam akal
lakukan dalam semangat.. lakukan dengan perasaan .. lakukan dalam realitas
sekecil apapun itu
seumpama realitas Nabi Ibrahim
yang menyeru ummat manusia untuk datang ke Baitullah
maka teruskan berseru
memanggil jiwa-jiwa ksatria para pencinta negeri ini
untuk kembali pulang
untuk membangun peradaban
untuk membangun sebuah syurga di negeri tercinta
panggillah mereka semua
serulah mereka di setiap sudut yang kau lalui
bisikkan kepada jiwa-jiwa para pencinta negeri
pulang dan kembalilah segera
ibu pertiwi memanggilmu
kembalillah wahai anak-anak bunda (pertiwi) yang terkasih
dengarlah denyut jiwa bunda pertiwi
dengarkan keluh ibumu karena kaulah yang terlahir di bumi ini
segeralah kembali pulang ke pangkuan ibu karena kaulah pandu bagi ibumu
datanglah dengan berkendaraan
atau berjalan kaki
pulanglah dengan jiwa-jiwa mu, semangatmu, keteguhanmu, keyakinanmu
bukan sekedar pulang ragamu (tubuh layu, mata sayu kosong tiada harap dan keyakinan)
datangkan jiwamu, semangatmu, fikiranmu, biarpun ragamu berada dimanapun
diseluruh pelosok penjuru dunia atau bahkan di tempat terpencil sekalipun
kembali dan pulanglah kepada ibumu, jiwamu ke pangkuan ibumi
semangatmu..tekadmu..kecintaanmu
kata-katamu…tulisanmu
ucapanmu..senyummu
perbuatanm
apapun itu
sekecil apapun itu
seaneh apapun itu
adalah dijiwai oleh kekuatan ibumu
ibu pertiwi… Membangun Harapan Baru
Membangun Nusantara Baru
Penuhi Janjimu wahai Para Ksatria (Nusantara)
Dan Tuhan akan memenuhi JanjiNya
dan Alam (Kami/Tuhan) akan memenuhi janjinya
Penuhi janjimu kepada Allah Tuhan semesta Alam
Penuhi Janji karena Allah
Penuhi Janji untuk Allah
bukan untuk diri sendiri
Mari renungkan
dan biar ku cuplikkan beberapa tulisan dari seseorang (entah dimana ku cuplik ini, maaf terlupa)
sebagai tambahan perenungan diri
Rasulullah berkata, “Bahwasannya satu hal yang patut engkau penuhi terhadap Allah ialah bahwa engkau berjanji sepenuh hati bahwa engkau tidak akan menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun (syirik). Dan satu hal yang pasti Allah tunaikan hak-Nya untukmu ialah bahwa Dia takkan pernah menyiksa para hamba-Nya yang tidak pernah melakukan syirik.”
Itulah kekuatan mental spiritual para ksatria
Kekuatan mental spiritual.
Rasulullah SAW sangat menganjurkan setiap Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Itulah ilmu para Ksatria
ilmu itu adalah
penukilan yang benar
dan
penelitian yang akurat
Al-Ghazali sendiri, setelah menguraikan bermacam-macam definisi dan jenis ilmu,
ia sampai pada kesimpulan bahwa pada intinya
ilmu itu mengandung tiga unsur, yaitu:
keyakinan, mengerjakan, dan meninggalkan.
Aspeknya juga bisa dalam hal keagamaan ataupun keduniaan, yang diungkapkan oleh al-Ghazali dengan syar‘iyyah dan ghair syar’iyyah.
Yang jelas, ilmu itu dapat menuntun seseorang untuk meyakini sesuatu yang benar dan salah, mengerjakannya atau meninggalkannya
Untuk sampai pada ilmu itu
ada tiga jalan : khabar, akal dan indera.
Ibn Taimiyyah kemudian membagi indera pada indera lahir, yakni panca indera yang kita maklumi, dan indera batin, yakni intuisi hati
Terhadap teori kasyf (iluminasionisme), Ibn Taimiyyah menyatakan kemungkinannya. Hanya menurutnya pengetahuan yang diperoleh lewat ilham tersebut tidak boleh bertentangan dengan khabar yang statusnya lebih kuat.
Karena selain sama-sama berasal dari Allah SWT, khabar ini juga di sampaikan kepada manusia pilihan-Nya, yaitu para Nabi.
Sehingga jelas apa yang disampaikan Allah SWT kepada para Nabi lebih kuat kedudukannya ketika berbenturan dengan ilham yang banyak di antaranya hanya berupa lintasan-lintasan hati biasa dan tidak bisa dipertanggungjawabkan
pemutus benar tidaknya sesuatu itu ada tiga, yaitu hissi (indera), wahmi (intuisi), dan aqli (akal).
Akhirnya untuk Para Ksatria
Apakah telah menggunakan
- indera
- intuisi
- akal
apakah telah sampai kepada:
- Keyakinan
- Mengerjakan atau meninggalkan
apakah telah sampai kepada:
- ilmu yang bisa dimanfaatkan kepada sesama
apakah telah mampu memiliki:
- Kesadaran akan sebuah Harapan Baru yaitu Nusantara Baru
apakah telah mampu mendengar panggilan ibumu, ibu pertiwi, panggilan negerimu, negeri tercinta
lakukan apapun
sekecil apapun untuk mewujudkan harapan ini menjadi kenyataan
lakukan sebuah perubahan sekecil apapun perubahan itu
perubahan yang membawa kebaikan hari ini lebih baik dari hari kemarin
semisal menanam satu pohon kesadaran saja
dan lakukan perubahan di hari esok
semoga esok hari lebih baik daripada hari ini
aku tak mengkhawatirkan kecilnya langkah perubahan itu
karena sekecil apapun langkah itu
selama terus melangkah, berapa jauhnyapun ujung harapan
ada satu kepastian, suatu saat akan sampai di ujung pengharapan itu
yang ku khawatirkan adalah kemalasan
berhenti melangkah atau bahkan mundur
Penuhi Janjimu Para Ksatria alam
bukan janji kepadaku
tetapi janjimu sendiri
janji yang terasa kuat memanggil dalam dirimu
janji kepada ibu pertiwi, kepada negeri ini
negeri dimana airnya mengaliri darahmu
dimana udara yang mengalir dalam ragamu
dimana tanahnya ada dalam ragamu
air di dalam darahmu akan terus menagih janjimu
tanah di dalam tubuhmu akan terus meminta jajimu
janji untuk mengembalikannya kepada ibumu
Dengarkan panggilan negeri ini
serukan kepada mereka para pencinta negeri
panggillah mereka yang masih tersisa perduli walau sedikit
terus memanggil
sampai semakin banyak
sampai mereka berbondong-bondong pulang
mengendarai keledai kurus atau bahkan berjalan kaki
atau ~bahkan~ mereka rela merayap pulang dengan berkursi roda atau tongkat
demi negeri yang mereka cintai
Negeri Impian..Negeri Harapan
Nusantara
Dan biarkan apapun pandangan mereka tentang kita
karena kita sendiri yang tahu makna mencintai negeri ini
Kita mengerti benar bagaimana panggilan cinta ibunda ini
Salam sejahtera ku untukmu para Ksatria alam ~Para Penjaga Nusantara~
Akhirnya terserah dirimu
apakah semua ini hanya sekedar khayalan atau mimpi
atau inilah sebenarnya realitas dirimu
Hidupmu yang akan kau persembahkan bagi negeri ini
sebagai bukti penyembahan kepada Allah
Tuhan alam semesta ini
yang telah menganugerahkan dan memberi kekuasaan
kepadamu sebagai PARA PENJAGA NUSANTARA
Apakah jiwamu akan tetap diam dalam lembam
ataukah sebagai penjaga nusantara, kau terpaanggil
kau siap mengguyur dengan keringatmu, darma baktimu,
menumpahkan darahmu
berperang bagi kejayaan negerimu, berusaha bagi kemakmuran negeri ini
ibumu ~Sang Pertiwi~ memanggil para Ksatrianya
ibumu ~Sang Pertiwi~ memanggil PARA Penjaga Nusantara
ibumu menyeru
membangkitkan sebuah harapan
bagi anak cucu akan kebangkitan sebuah negeri
Yang dipandu oleh Para Penjaga Nusantara
Apakah kau mendengar panggilan ini?
Karena ini pesan "pribadi" -- pesan khusus untukmu
ya hanya untukmu, yang membaca ini dan mengerti
bukan untuk yang lain
Doa dan restu ibumu menyertaimu
dimanapun dirimu berada
Harapan dan keteguhan ada di pundakmu
kekuatan dan keteguhan ada di dadamu
perjuangan dan tekad akan meliputi
sekecil apapun yang kau lakukan
Kau mengerti makna dalam perbuatanmu
berbuat lebih baik daripada diam
karena itulah yang akan kau pertanggungjawabkan
kepada ibumu, kepada negerimu, keluargamu, ayah ibumu dan kepada leluhur
kepada dirimu sendiri, semua menjadi saksi
di hadapan Tuhanmu
Karena Kaulah PARA PENJAGA NUSANTARA
apakah kau diamkan kehancuran ini
apakah menunggu semua luluh lantak
ataukah ..ataukah..ataukah
semuanya ada pada dirimu
Dan Harapan itu ada/
Harapan itu tetap utuh
sebagaimana janji para leluhur
Sebuah Nusantara Jaya
Pulangah dan kembalilah
PARA PENJAGA (Ksatria)
ibumu menunggumu
ibumu memanggilmu
ibumu menyerumu
ibumu
mengharapkanmu
ibumu mendoakanmu
dan merestui setiap langkahmu
dalam salam sejahtera
Semoga Allah ridho dalam setiap langkahmu
—”Maafkan bila tidak pas membaca pesan, sehingga menjadi (pepesan) kosong, dan itulah kebodohanku semata”—
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H