Ibn Taimiyyah kemudian membagi indera pada indera lahir, yakni panca indera yang kita maklumi, dan indera batin, yakni intuisi hati
Terhadap teori kasyf (iluminasionisme), Ibn Taimiyyah menyatakan kemungkinannya. Hanya menurutnya pengetahuan yang diperoleh lewat ilham tersebut tidak boleh bertentangan dengan khabar yang statusnya lebih kuat.
Karena selain sama-sama berasal dari Allah SWT, khabar ini juga di sampaikan kepada manusia pilihan-Nya, yaitu para Nabi.
Sehingga jelas apa yang disampaikan Allah SWT kepada para Nabi lebih kuat kedudukannya ketika berbenturan dengan ilham yang banyak di antaranya hanya berupa lintasan-lintasan hati biasa dan tidak bisa dipertanggungjawabkan
pemutus benar tidaknya sesuatu itu ada tiga, yaitu hissi (indera), wahmi (intuisi), dan aqli (akal).
Akhirnya untuk Para Ksatria
Apakah telah menggunakan
- indera
- intuisi
- akal
apakah telah sampai kepada:
- Keyakinan
- Mengerjakan atau meninggalkan
apakah telah sampai kepada:
- ilmu yang bisa dimanfaatkan kepada sesama
apakah telah mampu memiliki:
- Kesadaran akan sebuah Harapan Baru yaitu Nusantara Baru
apakah telah mampu mendengar panggilan ibumu, ibu pertiwi, panggilan negerimu, negeri tercinta
lakukan apapun
sekecil apapun untuk mewujudkan harapan ini menjadi kenyataan