Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Random writer

Perempuan biasa yang suka menulis apapun

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Cinta Pucat Berkarat

12 September 2024   19:32 Diperbarui: 12 September 2024   19:33 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Hatiku terasa berdenyut. Aku harus apa setelah ini? Sementara wajah Vanilla tak sedikitpun hilang dari ingatan. Bahkan sekarang baunya mulai mengusik ketenanganku. Aroma biskuit panggang yang tajam.


"Saya datang lagi, Ki. Saya ingin menambah pesona kecantikan saya hingga makin banyak lagi lelaki yang jatuh cinta."


Terdengar suara merdu dari ruang praktik bapak. Entah karena rasa rindu yang membuncah ataukah aku sudah gila. Suara itu, seperti suara yang menyebutkan kata 'oh' dan 'terima kasih infonya'.


Tanpa sadar, kakiku bergerak ke arah sumber suara. Mengintip dari luar ruangan yang hanya dibatasi kelambu tipis. Seketika mataku melotot seolah ingin keluar dari cangkangnya setelah melihat pemandangan di dalam sana. Kurasa wajahkupun memucat.

Seorang gadis tampak mengiris jari tengahnya, yang lalu mengucurkan sedikit darah pada sebuah cawan. Tangan yang tak tergores masih saja sempat menyibakkan poninya. Mulutku tanpa sadar memanggil gadis itu lirih, "Vanilla." Aku melangkah mundur kemudian pergi dengan perasaan tak utuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun