Mau tahu apa saja yang sudah saya lakukan?
Pertama, selama puluhan tahun saya mencoba konsisten untuk menggunakan botol isi ulang ketika berangkat ke tempat pekerjaan atau ketika sedang bepergian. Setidaknya saya sudah berupaya untuk menghindari penggunaan botol minum sekali pakai.
Kedua, ketika berbelanja, saya meminimalkan penggunaan plastik belanja dari minimarket dengan membawa tas belanjaan sendiri dari rumah.
Ketiga, membuang sampah pada tempatnya, bahkan memulai untuk memilah sampah yang organik dan non-organik. Hal ini untuk memudahkan bagi pemulung yang berkeliling setiap pagi di perumahan. Sebab dari sampah tersebut ada barang-barang yang mungkin masih layak digunakan orang lain atau untuk di daur ulang.
Keempat, mendukung penugasan anak yang sedang membuat eco-enzym, yakni dengan memanfaatkan sisa-sisa buah atau sayur yang tidak layak dimakan lagi. Hasil eco-enzym tersebut setidaknya bisa digunakan untuk tanaman bunga di sekitar teras rumah.
Kelima, mempertimbangkan barang-barang bekas untuk langsung dibuang, mengingat dari barang-barang bekas tersebut masih ada yang masih bisa digunakan. Atau mencoba belajar berkreasi dari barang-barang bekas.
Itulah sebagian tindakan yang saya lakukan untuk meminimalkan risiko limbah domestik, guna mendukung lingkungan. Walau ada beberapa yang belum konsisten tetapi saya terus belajar dan mencoba.
Bagaimana dengan Anda?
Semoga juga memiliki kebiasaan untuk menyelamatkan lingkungan dan kehidupan dengan memperhatikan secara serius tentang limbah domestik.
Selain hal-hal di atas, sesungguhnya ada cara yang lebih hebat lagi dalam penanganan limbah domestik. Tentu membutuhkan upaya dan kreativitas yang lebih ekstra.
Mau tahu yang saya maksudkan?