Melalui salah seorang guru pengampu mata pelajaran Biologi, Ibu Nia, akhirnya turut tergerak untuk mencari berbagai informasi tentang tempat belajar seputar sampah.
Nah, dari upaya tanya sana sini, akhirnya Ibu Nia mendapatkan informasi tentang Komunitas Sahabat Kota dan Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) ITB.
Komunitas itulah yang kemudian hari menjadi tempat Ami dan teman-temannya belajar banyak hal tentang sampah ketika sudah pulang sekolah.
Dari berbagai pengalaman dan pembelajaran yang mereka dapatkan, pada akhirnya Ami dan teman-temannya menggalakkan sebuah kegiatan "Zero Waste School".
Melalui "Zero Waste School", Â berharap ke depannya sekolah mereka menjadi sekolah yang bebas sampah.
Ami dan teman-temannya pun mulai menggagas untuk membuat pemilahan sampah di dalam kelas, baik itu sampah organik atau sampah anorganik.
Lalu, sepulang sekolah mereka pun mencoba untuk kumpulkan sampah dari setiap kelas dan tidak lupa untuk memilah-milahnya.
Tentunya kegiatan mereka bukan tanpa tantangan, karena butuh kesabaran untuk melakukan edukasi ke beberapa teman-teman mereka di sekolah yang belum menyadari pentingnya pemilahan sampah organik dan anorganik.
Bukan itu saja tantangan mereka, ternyata kepala sekolah pun menyarankan agar mereka menghentikan kegiatan tersebut, dengan harapan mereka langsung pulang ketika pelajaran berakhir dan tidak mengurusi sampah sampai pukul lima sore.
Semangat Ami dan teman-temannya ternyata tidak ada kata surut. Mereka tetap bahagia dan menikmati kegiatan tersebut, karena mereka tahu apa tujuan mulia yang mereka lakukan. Bahkan terkadang mereka pun menambah aktivitas mereka pada hari Sabtu dan Minggu.
Seperti kata pepatah, bahwa usaha tidak akan pernah menghianati hasil. Itu pula yang mereka dapatkan dari berbagai usaha dan kelelahan yang mereka lakukan selama ini.