Sadar atau tidak, setiap hari banyak sekali aktivitas kita yang tidak luput dari upaya meningkatkan produksi sampah. Tidak sedikit dari kita yang membuang sampah tersebut dengan cara sembarangan.
Sebenarnya membuang sampah pada tempatnya saja pun, bukanlah akhir dari permasalahan sampah, bisa jadi hal itu merupakan awal dari kisah sampah yang menimbulkan masalah lebih besar. Apalagi dengan cara membuang sampah sembarangan.
Permasalahan sampah di muka bumi ini, hingga sekarang belum bisa teratasi dengan baik. Bahkan telah banyak dampak negatif yang mengerikan ditimbulkan karena permasalahan sampah tersebut.
Baik itu dampak pada buruknya kesehatan, kerusakan lingkungan, matinya berbagai makhluk hidup, dan masih banyak lagi.
Peran kita, dari tindakan terkecil sekali pun, tentu sangat dibutuhkan. Intinya, harus benar-benar tumbuh kesadaran dari setiap insan, tentu agar permasalahan sampah terselesaikan atau setidaknya permasalahan sampah semakin minimal.
Perlu kita sepakati, untuk urusan penanganan sampah, sesungguhnya tidak ada kata pembatasan. Semua memiliki kesempatan untuk mendukung kegiatan tersebut. Baik itu dari suku bangsa mana pun, kaya atau miskin, pria atau wanita, dewasa atau anak kecil.
Lihat saja contoh sosok yang satu ini. Amilia Agustin, atau yang kerap dipanggil Ami.
Masa kecil yang seharusnya dimanfaatkan untuk banyak bermain dengan teman sebayanya, tetapi sebaliknya, justru turut memilih berkontribusi memecahkan permasalahan sampah.
Saat masih berusia anak-anak, sekitar 12 tahun, merupakan masa awal hadirnya keresahan dan kegelisahan dalam diri Ami, terutama ketika melihat tumpukan sampah yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
Pada sebuah kesempatan, saya pernah mendengar pemaparan langsung dari sosok yang lahir di Bandung 20 April 1996 itu.