Sebelum bayi dilahirkan, seorang ibu telah menunjukkan pembelajaran yang pertama pada buah hatinya, seperti pelajaran kasih sayang. Dalam berbagai kesibukan, ibu selalu menyapa buah hatinya dalam kandungan dengan lembut. Seorang ibu tidak lalai menjaganya dengan penuh kehati-hatian. Hingga mengonsumsi makanan bergizi untuk kesehatan sang buah hati.
Pembelajaran kasih sayang tentu tidak berhenti sampai di situ, setelah lahir, bahkan hingga dewasa pun terus dilakukan.
Selain itu, ibu adalah sekolah pertama yang mengajarkan seorang anak berkomunikasi. Bayi kelak akan mampu mengeluarkan kata "mama", "papa", "kakak", dan kata yang lainnya. Itu semua tidak lepas dari peran dari seorang ibu.
Intinya, seorang ibu tidak ada kata kehabisan kamus dalam mendidik. Seorang ibu sangat kaya dengan kurikulum pembelajaran. Kurikulum kehidupan bagi anak-anaknya. Ada banyak cara yang dilakukan seorang ibu untuk mengajar dan mendidik anak-anaknya.
Nah, selain pengalaman bersama ibuku, yang sudah saya ceritakan di atas, saya juga ingin berbagi cerita dari pengalaman seorang ibu yang lain yang tidak kalah inspiratif. Â
Kisah berikutnya, saya ingin menceritakan kisah Ibu Debora yang menjadi sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Ibu Debora, Ibu Inspiratif
Beberapa waktu yang lalu (14/11/2020), saya bertemu dengan Ibu Debora melalui acara webinar yang diselenggarakan Pusat Pengembangan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sebelum melanjutkan kisah Ibu Debora, saya mau menginformasikan sedikit tentang Puspeka.
Puspeka adalah unit organisasi baru di Kemendikbud yang dibentuk berdasarkan Permendikbud Nomor 45 Tahun 2019 masa Menteri Nadiem Makarim
Kehadiran Puspeka diharapkan mampu mempersiapkan generasi bangsa yang cakap melalui pendidikan karakter di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Sejak dibentuk, hingga hari ini (28/11) Puspeka telah melakukan sebanyak 17 kali webinar. Webinar ini selalu menghadirkan sosok inspiratif yang dapat menjadi panutan dalam menularkan semangat cerdas berkarakter.