Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menjangkau Warga dengan Master Meter dan Reservoir

9 Maret 2019   11:24 Diperbarui: 9 Maret 2019   13:46 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : IG @pdamsuryasembada

"Water is life, and clean water means health." --- Audrey Hepburn

Siapapun orangnya, tak akan dapat membantah pernyataan tersebut. Air adalah kehidupan, dan air bersih berarti kesehatan.

Setiap hari kita membutuhkan air bersih. Setidaknya kita membutuhkan sekitar 8 gelas air minum setiap hari. Belum lagi air yang kita gunakan untuk memasak, mandi, mencuci piring dan pakain serta  kebutuhan rumah tangga lainnya.

Seandainya hal itu tidak dapat terpenuhi, maka apa yang terjadi? Kehidupan kita pasti akan terganggu.

Bukan hal yang mustahil akan terjadi pada diri kita atau masyarakat tempat kita tinggal. Bahkan di luar sana, sudah ada banyak orang yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bersih dalam kehidupannya setiap hari. Mereka selalu menanti pertolongan dari daerah lain. Kehidupan yang menyedihkan.

Dalam sebuah sumber terpercaya yang diakses 8 Maret 2019) mengatakan bahwa, di dunia ini ada 2,1 miliar orang hidup tanpa air bersih di rumah. Secara global, 80% orang yang harus menggunakan sumber air yang tidak aman dan tidak terlindungi tinggal di daerah pedesaan.

Ada 68,5 juta orang yang terpaksa mengungsi dari rumah karena akses layanan air bersih sangat bermasalah. Sekitar 4 miliar orang, hampir dua pertiga populasi dunia, mengalami kelangkaan air parah setidaknya satu bulan dalam setahun.

Lebih dari 700 anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap hari karena diare terkait dengan air yang tidak aman dan sanitasi yang buruk.

Bahkan diperkirakan 700 juta orang di seluruh dunia bisa terlantar akibat kelangkaan air yang parah pada tahun 2030. Tragis bukan?

Bulan ini, tepat tanggal 22 Maret 2019, akan diperingati kembali Hari Air Sedunia. Negara kita tentu tidak terkecuali. Ini harus menjadi momen refleksi bagi kita bersama.

Dalam menyikapi masalah krisis air di berbagai tempat, semua umat manusia di muka bumi ini harus membangun kesadaran kembali untuk menjaga keberlanjutan air bersih.

Dengan cara apa? 

Tentu tidak melakukan penebangan pohon sembarangan, terutama di daerah yang dekat sumber air. Sebaliknya harus gencar menanam pohon kembali di tempat-tempat yang sudah dirusak selama ini. Menjaga kebersihan sungai dan danau sebagai sumber penyedia air tawar terbesar. Serta menggunakan air sebijaksana mungkin.

Kemudian berharap agar semua pihak bersinergi untuk memecahkan persoalan tentang air tersebut. Di negeri ini misalnya, antara pemerintah, swasta dan masyarakat harus selalu bergandeng tangan dan bekerjasama. 

Kembali bicara tentang Hari Air Sedunia. Tahun ini, "Leaving No One Behind" merupakan tema yang diangkat untuk memperingati Hari Air Sedunia. Artinya, dalam hal urusan air, jangan meninggalkan siapa pun.  

Tidak ada kata diskriminasi dalam pemenuhan kebutuhan air. Walau bukan berasal dari orang kaya dan berkuasa, orang cacat dan sakit, wanita dan anak-anak, atau dikarenakan perbedaan ras - suku - etnis atau golongan lainnya. 

Semuanya memiliki kesempatan dan hak yang sama atas air. Menikmati air bersih itu adalah hak asasi setiap orang.

Sumber : IG @pdamsumbersembada
Sumber : IG @pdamsumbersembada
PDAM Surya Sembada, perusahan air minum yang ada di Kota Pahlawan, Surabaya, telah mencoba menyikapi tema "Leaving No One Behind" dengan menggunakan Master Meter dan melakukan pembangun Reservoir.

Apakah yang dimaksud dengan Master Meter tersebut?

Master Meter merupakan program yang diadakan oleh PDAM Surya Sembada untuk menjangkau warga yang sulit memenuhi akses air bersih di Kota Surabaya. Misalnya, warga yang berada di daerah abu-abu atau secara legalitas tidak bisa dilampuai oleh pipa utama PDAM. 

Untuk itu, program Master Meter ini akan memberikan air bersih kepada warga yang demikian dengan cara membuat meter besar (induk) yang pengelolaannya dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat  (KSM) dan menjadi penghubung warga pengguna Master Meter dengan pihak PDAM.

PDAM yang telah mengantongi berbagai ISO seperti ISO 9001 (Manajemen Mutu), ISO 17025 (Lab. Pengujian dan Kalibrasi) dan ISO 37001 (Anti Penyuapan) ini, telah memiliki 121 Master Meter untuk melayani 6,722 pelanggan.

Sekali lagi, inilah salah satu bentuk dukungan PDAM Surya Sembada untuk tema Hari Air Sedunia "Leaving No One Behind" serta program pemerintah MDG's (Millenium Development Goals) 2020 Indonesia, yakni 100% mendapatkan pelayanan air bersih.

Selain Master Meter, PDAM Surya Sembada juga telah berupaya membangun Reservoir. Reservoir adalah tandon air yang berukuran besar untuk menampung air dari Instalasi Pengelolaan Air Minum (IPAM) PDAM yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan air ketika IPAM terjadi kendala, serta pemerataan tekanan ke semua pelanggan. Harapannya bahwa kontinuitas air ke pelanggan semakin baik.

Sumber : IG @pdamsuryasembada
Sumber : IG @pdamsuryasembada
Pada tahun 2018 lalu, bentuk komitmen PDAM Surya Sembada untuk pemerataan tekanan dan kontunuitas air kepada pelanggan, telah berhasil menambah empat Reservoir. Keempat Reservoir tersebut terdapat di Pegirian, Made Lakarsantri, Putat Gede Tahap 2 dan Ketagen.

Tentu tidak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan PDAM Surya Sembada. Mengingat pelanggan yang terus meningkat hingga sudah mencapai 561 ribu. 

Dari sejumlah pelanggan yang ada, setidaknya masih ada 120 ribu pelanggan yang tingkat pemakaian airnya masih rendah. Artinya, layanan air mereka belum kontinu 24 jam. Masalah ini terutama dialami warga yang berada di wilayah utara dan barat, yang jauh dari pipa utama. Tetapi komitmen PDAM Surya Sembada akan terus melakukan pembenahan dan inovasi-inovasi untuk pelayanan yang lebih baik. Sehingga seluruh warga Surabaya merasakan pelayanan yang lebih maksimal. 

Dengan demikian "Leaving No One Behind" seperti tema Hari Air Sedunia. Semoga.

Sumber Referensi :
instagram.com/pdamsuryasembada
surabayatribunenews.com
wordlwaterday.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun