Untuk itu, sebagai seorang guru harus memiliki pribadi yang bisa diandalkan. Sehingga memiliki daya untuk mengedukasi siswa-siswinya, sehingga siswa-siswi tersebut tidak terjerumus dengan pelanggaran nilai dan norma yang berlaku di masyarakat serta aturan hukum yang telah diatur oleh negara.
Peran guru dalam edukasi tentu merupakan peran yang paling efektif daripada hanya sebatas memberikan aturan dan larangan. Mengedukasi anak tentang alasan-alasan untuk tidak melakukan praktek hoax dan kerugiaan-kerugian yang bisa ditimbulkan bagi diri sendiri, keluarga dan orangtua. Dengan demikian siswa-siswi didik tersebut memiliki kemampuan untuk memilih dan mimilah dalam melakukan sebuah tindakan.
Mengutip semboyan yang pernah diperkenalkan oleh Ki Hajar Dewantara, maka guru itu pun harus bisa menjadi guru yang "Ing Ngarso Sung Tulodo", "Ing Madya Mangun Karsa", dan "Tut Wuri Handayani".
Artinya, guru harus bisa menjadi teladan dan berintegritas. Menunjukkan bahwa guru tersebut memiliki citra yang baik tidak ikut melakukan praktek hoax. Dengan demikian siswa-siswa didik memiliki sosok yang bisa dijadikan contoh.
Guru pun harus berada diantara siswa untuk menginspirasi dan mendorong anak didik. Bukan saja hanya tidak melakukan praktek hoax tapi bisa menjadi agen-agen sosial untuk mensosialisasikan tentang anti hoax tersebut. Sebagai penerapan sosialisasi tersebut, di dalam pembelajadan nilai dan norma sosial, siswa-siswi didik saya, mencoba untuk membuat poster sebagai bentuk kampanye anti hoax.
Berharap dengan demikian, siswa-siswi didik tersebut terlatih dan terbiasa anti hoax. Dengan demikian, Â siswa-siswi didik tersebut mampu untuk memiliki pikiran yang positif yang akan menciptakan tindakan dan kebiasaan positif. Hingga pada akhirnya akan muncul budaya-budaya anti hoax.
Menjadi Pribadi yang Anti Hoax
Sebenarnya, bukan semata karena profesi guru saja maka harus anti hoax. Terlepas pribadi saya atau rekan-rekan lainnya yang berprofesi sebagai guru. Mari kita perangi hoax dengan panggilan nurani. Sebab masyarakat dan bangsa kita saat ini membutuhkan pribadi-pribadi yang demikian.
Anti hoax adalah salah satu wujud nasionalisme dan patriotisme. Membangun pribadi yang anti hoax berarti kita sedang mendukung bangsa ini untuk untuk tidak meracuni pikiran orang lain. Menjauhkan perpecahan dan potensi permusuhan dari setiap anak bangsa.
Berpikir dua atau tiga kali tentu jauh lebih baik ketika kita berhadapan dengan media sosial yang saat ini sedang mendominasi penyebaran informasi. Sehingga kita pun tidak akan pernah turut ambil bagian untuk menyebarkan informasi-informasi yang tidak jelas sumbernya dan kebenarannya.
Anti hoax adalah tanggung jawab kita bersama. Jadi demi kemajuan bangsa ini mari kita jaga niat kita, jari-jari kita, sehingga kita pun turut ambil andil dalam kemajuan bangsa kita.