Sungguh tragis yang selalu digambarkan. Di dunia penuh azab, di dalam kubur penuh siksaan, di akhirat terdapat api di bawah titian siratal mustaqim, situasi mencekam dan panasnya padang mahsar, serta pedihnya siksaan api neraka.Â
Semuanya membuat orang takut dan serba salah. Ketahuilah bahwa orang yang ketakutan, sangat sulit untuk berpikir jernih. Akibatnya menjadi apatis dan putus asa.Â
Kita tidak ingin situasi yang mandek dalam beragama, karena seharusnya senantiasa terjadi perubahan ke arah yang positif dalam konteks berlomba-lomba dalam kebaikan.
Kalau semua kita bisa mengutamakan gambaran yang mencerahkan dalam beragama dan bermasyarakat, pasti manusia dengan senang hati akan rajin beribadah dan berbuat baik sesama manusia.Â
Contohnya narasi di dalam kubur terdapat kenikmatan atas kebaikan yang kita lakukan di dunia, di ujung jembatan siratal mustaqiem ada syurga dengan segala kenikmatannya.
***
Untuk meluruskan hal tersebut, memerlukan penceramah yang arif dan bijak dalam melihat fenomena alam. Demikian juga memerlukan media massa yang tidak tendensius, tetapi imbang dalam menyampaikan berita berdasarkan fakta yang terjadi.
Bagi saya, tidak semua bencana alam, merupakan bentuk kemurkaan Tuhan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati mensikapi kehadiran bencana, jangan sampai kita salah kaprah menafsirkannya.
Semoga kita bisa menjelaskan segala yang terjadi di muka bumi ini berdasarkan duduk permasalahan, supaya dalam beragama dan bermasayarakat tidak menimbulkan keresahan dan ketakutan.
Terima kasih.
KL: 04122022