Di gubuk reot itu, sambil terus menatap langit, berharap angin meniupkan awan supaya hujan tak terus turun mengguyur bumi yang sudah lama basah, agar bulan dan bintang segera datang menyinari raut wajahku yang pucat dalam lara.Â
Angin bertiup semakin kencang, tubuh ini semain menggigil. Suara cicak di atap gubuk menghiburku dan mengajakku berfikir untuk segera beranjak apakah akan melanjutkan mencari pena atau kembali merapihkan cerita yang terputus supaya ada kesudahannya.
Dalam pencarianku, kucoba mengarang puisi tentang "Rasa" di saat mencari penaku yang hilang itu, yang kini berada dalam genggaman orang lain.
Rasa Itu...
Ketika matahari terbenam di peraduannya
Tuhan memanggil hamba dengan seruan-Nya
Kuberhenti sejenak dari pencarianku
Tuk bermunajat dalam do'a yang panjang
Kuyakin Tuhan akan memberitahuku hakikat itu
Kuyakin Tuhan akan menafsirkan mimpi itu