UT Kuala Lumpur berkembang pesat dengan mengadopsi model pengelolaan UT di Johor Bahru. Dalam beberapa tahun UT Kuala Lumpur melampaui jumlah mahasiswa UT di Singapura, Korea Selatan, Saudi Arabiah dan Hongkong.
Yang banyak membantu saya mengembangkan UT Pokjar Kuala Lumpur selama lima tahun adalah Ibu Prathiwy Soejono, Bpk. Budi Siswanto, dan Ibu Endang Dewi. Sebagaimana di Johor Bahru, juga dibentuk organisasi mahasiswa yakni PPI untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dalam belajar dan kegiatan kemahasiswaan.
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas bahwa UT berpangkalan di Sekolah Indonesia. Sejak 2012, Kepala Sekolah SIKL, Ibu Elslee Yelly Alamsyah Sheyoputri, M.Hum., kemudian Drs. H. Banjir Sihite, M.Si dan sekarang Drs. H. Agustinus Suharto, M.Pd., memberi dukungan penuh terhadap penyelenggaraan layanan pendidikan UT bagi WNI/TKI di Malaysia.
Kejayaan ini membuahkan penghargaan UT yang diterima oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur, Prof. Drs. Rusdi, M.A., Ph.D. di akhir-akhir tugas beliau di Malaysia.
Pada tahun yang sama, ketika jarum jam menunjukkan pukul 12 tepat di tahun 2012 yang lalu, di saat bunga api menghiasi langit Pulau Pinang, saya dan Pak Eliaki Gulo dari UPBJJ UT Batam giat melakukan sosialisasi hingga lahirnya UT Pokjar Penang.
Mulai dengan 30 mahasiswa pertama, UT Pokjar Penang dibuka dengan 4 program studi non-pendas yaitu Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemah, Manajemen, Komunikasi dan Administrasi Negara yang dikoordinasikan oleh Bpk. Irwan Datulangi dan Pak Andy. Serta diperkuat oleh organisasi mahasiswa UT Penang.
Saat itu diskusi mengarah pada kemungkinan membuka layanan UT bagi pekerja Indonesia yang bekerja di kebun-kebun kelapa sawit di wilayah “Negeri di Bawah Bayu” itu.
Pada tahun 2015, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc., menyambut baik ide ini dan langsung menyurati Kepala UPBJJ UT Batam drh. Ismet Sawir M.Si dan Rektor UT Prof. Ir. Tian Belawati, Ph.D., untuk membuka Pokjar UT Kota Kinabalu dan Pokjar Tawau bagi guru-guru CLC yang belum sarjana.
Atdikbud dan Rektor UT mendirikan UT di Sabah yang diresmikan oleh Duta Besar RI Herman Prayitno. Sebanyak 67 mahasiswa UT pertama di Sabah merupakan guru-guru CLC. Selama pendidikan, diberi beasiswa penuh oleh UT dan Pemerintah RI.
Dukungan pendidikan yang besar yang diberikan oleh KBRI Kuala Lumpur bagi keberlangsungan pendidikan WNI/TKI di Malaysia, telah mendapat perhatian khusus dari UT Pusat dan memberikan penghargaan kategori kerjasama luar negeri terbaik yang secara khusus diberikan kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, M.Sc.