Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sejarah Perjalanan Berdirinya Universitas Terbuka di Malaysia

1 Desember 2016   08:15 Diperbarui: 4 November 2022   22:40 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 2009 dengan merangkul kantor regional layanan pendidikan jarak jauh Universitas Terbuka di Batam, Kepulauan Riau, saya mencoba meyakinkan pihak UT Batam bahwa banyak sekali masyarakat Indonesia di Malaysia yang memungkinkan melanjutkan pendidikan sambil bekerja.

Pihak Batam pada saat itu Bpk. Abdurrahman bersama timnya; Faisal Madya, Ibu Merry Setyawati dan Ibu Dian Evi yang datang ke KBRI Kuala Lumpur, menyempatkan diri singgah di Johor Bahru. Mereka mengutarakan niat untuk membuat terobosan layanan UT bagi masyarakat Indonesia di Malaysia.

Saya yang selama ini berfikir bagaimana sebaiknya mengisi waktu luang bagi pekerja Indonesia di Johor Bahru, langsung menyambut tawaran tersebut karena memang selama ini saya mencari peluang bagaimana agar tenaga kerja Indonesia di Malaysia dapat mengakses pendidikan secara online sambil bekerja.

Di saat cuti akhir pekan, saya mencoba bertemu dengan beberapa komunitas pekerja Indonesia di  wilayah Johor. Awalnya mereka acuh. Saya maklumi itu sangat lumrah, karena memang baru memulai dan menggagasnya. Tentu sarat dengan keraguan dan bahkan tidak percaya.

Tapi saya tidak putus asa. Terus melakukan sosialisasi sebagai kegiatan saya di akhir pekan. Di tahap awal saya hanya berhasil mengumpulkan 10 calon mahasiswa UT sebagaimana yang disyaratkan oleh UT Batam.

Saat pertama dulu, dalam segala keterbatasan pengalaman pengurus UT, mereka mengalami masa-masa sulitnya. Tidak ada modul, tidak ada bimbingan belajar apalagi tutorial online apalagi tatap muka, bahkan ujian akhir semester yang pertama gagal diselenggarakan karena berbagai hal termasuk minimnya kesiapan mahasiswa.

Semuanya mereka hadapi dengan tekad yang membaja dan bersahaja. Mereka hanya ingin suatu saat bisa menjadi seorang sarjana.

Hampir satu tahun saya meghimpun mahasiswa untuk bergabung di UT dan pihak KJRI Johor Bahru belum saya informasikan. Saat itu yang menjadi Pejabat Fungsi Pensosbud adalah Bpk. Barry Kafiar.

Ternyata 10 pionir UT ini diam-diam juga melakukan sosialisasi di lingkungan kerja masing-masing. Testimoni mereka membawa efek positif dan antusias yang luar biasa.

Alhamdulillah pada intake kedua tahun 2009 mencapai 28 orang mahasiswa, jumlah yang cukup baik untuk awal perjalanan UT. Karena jumlahnya sudah cukup banyak, maka saya laporkan ke KJRI Johor Bahru supaya pelayanan pendidikan bagi WNI/TKI dapat diakomodir secara resmi dengan dukungan dana yang cukup.

Harapan saya disambut baik oleh KJRI Johor Bahru yang saat itu, Bpk. Didik Trimardjono selaku Plt. Pejabat Fungsi Konsuler dan Bpk. Prihanto Budi Prakoso selaku Plt. Kepala Perwakilan sekaligus Plt. Pejabat Fugsi Pensosbud menggantikan Bpk. Barry Kafiar yang telah kembali ke Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun